- Istimewa
Berjuluk ‘Iceman’, Siswa SMP Raih Podium di Kejuaran Nasional Go-Kart
Jakarta, tvOnenews.com – Ajang kejuaraan nasional Go-Kart bertajuk EShark Rok Cup Indonesia 2025 Round 6 yang berlangsung di Sirkuit International Sentul pada 13-14 September 2025.
Siswa kelas 8 SMP bernama Abraham Benedict Aviandra Hutapea berhasil unjuk gigi dalam ajang tersebut dengan menduduki podium ke lima (P5).
Abraham yang mendapat julukan ‘Iceman’ turun pada kategori Newbie Junior dan Non-Seeded Junior dengan 16 pembalap muda yang mengikutinya.
Sang pembalap muda itu mengaku memilki berbagai persiapan sebelum melakoni kejuaraan tersebut.
Tergabung di TKM Racing Team, Abrahan dibimbing pembalap F4 Asia asal Indonesia Keanon Santoso.
"Yang pertama, saya melatih fisik agar kuat memacu Go-Kart di lintasan dan bisa konsentrasi penuh. Selain itu, saya juga berlatih beberapa bulan di bawah bimbingan coach Keanon di Sirkuit Go-Kart Sentul," kata Abraham dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Abraham menyebut ada peran Kurniawan "Mancung" Adhyasa dari MRS Racing School, sosok yang pertama kali menemukan bakatnya.
Kolaborasi dua mentor itu membuat Abraham lebih percaya diri saat memasuki lintasan balap.
"Saya harus siap berhadapan dengan mereka yang lebih senior dan sudah memiliki pengalaman dalam Go-Kart jauh lebih lama dari saya. Itu tantangan terbesar buat saya," ujar dia.
Bagi Abraham, podium perdana ini hanyalah langkah awal. Ia mengaku sudah memiliki ketertarikan di dunia balap formula sejak kecil dan bercita-cita menjadi pembalap profesional.
"Saya terinspirasi dari Kimi Raikkonen, pembalap F1 dari Ferarri dan Alpha Romeo," ungkap Abraham.
"Saya juga ingin seperti coach saya, Keanon Santoso. Kalau jadi pembalap F1 mungkin terlalu besar, mungkin bisa seperti beliau di tingkat Asia," imbuh dia.
Ia berharap dapat tampil lebih baik pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya dan kembali mencatatkan prestasi dengan naik podium.
"Saya berharap bisa kembali menang tahun depan, kalau bisa lebih baik dari sekarang," kata Abraham.
Di sisi lain, ia mengaku mendapat dukungan penuh dari orangtua yang selalu meluangkan waktu untuk menemaninya berlatih.
"Orangtua saya membuat kesepakatan bahwa saya boleh latihan asalkan tidak mengganggu sekolah. Jadi saya biasanya latihan hanya dua kali sebulan. PR dan tugas sekolah tetap harus saya selesaikan. Buat saya itu tidak masalah, karena saya bisa buktikan bahwa saya mampu," pungkasnya. (raa)