Tegaskan Arah Gerakan Mahasiswa, BEM Nusantara Gelar Pernyataan Sikap

Jakarta, tvOnenews.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menyampaikan pernyataan sikap dalam sebuah forum mahasiswa yang digelar di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Pernyataan tersebut dibacakan langsung oleh Koordinator Daerah BEM Nusantara, Pier Lailossa, yang juga menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana. 

Acara ini turut dihadiri presiden mahasiswa dan perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Jabodetabek, antara lain Universitas Jayabaya, Universitas Ibnu Chaldun, Universitas Bhayangkara, Universitas Indraprasta PGRI, Universitas Bina Insani, IBI Kosgoro 57, STEBANK, STIH Iblam, STPI Perpajakan, dan kampus lainnya.

Dalam pernyataannya, BEM Nusantara menegaskan peran mahasiswa sebagai motor perubahan, pengawal demokrasi, dan kekuatan moral bangsa.

Gerakan mahasiswa, menurut mereka, harus tetap progresif, kritis, dan konstruktif dengan mendukung kebijakan pemerintah yang pro-rakyat sekaligus menolak kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat.

“Gerakan mahasiswa harus tetap intelektual, bermartabat, dan berorientasi pada perubahan nyata. Kami tidak boleh ditunggangi oleh kepentingan politik sesaat,” ujar Pier Lailossa.

BEM Nusantara juga menekankan bahwa perjuangan mahasiswa harus dijaga dari tindakan destruktif dan kepentingan pragmatis.

Menurut mereka, gerakan mahasiswa harus tetap menjadi penyeimbang dan pengingat agar arah kebijakan negara berpihak pada rakyat.

“Perjuangan ini bukan hanya untuk hari ini, melainkan untuk masa depan bangsa dan generasi yang akan datang,” tutur Pier.

Adapun poin-poin pernyataan sikap yang disampaikan BEM Nusantara antara lain:

• Menolak keras segala tindakan yang merusak perjuangan mahasiswa dan mencederai aspirasi rakyat.
• Menegaskan bahwa gerakan mahasiswa tidak boleh ditunggangi oleh kepentingan politik pragmatis.
• Mengingatkan kembali peran gerakan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat secara murni, kritis, dan progresif.
• Menyuarakan tuntutan “merdeka 100 persen tuntaskan reformasi” serta mendorong pemerintah membuka ruang dialog setara dengan mahasiswa.
• Mengecam tindakan represif aparat terhadap demonstran, sekaligus mendukung penertiban terhadap aksi kriminal yang merusak kemurnian gerakan mahasiswa.(lgn)