- Istimewa
Gelar Lokakarya Nasional, BRIN dan CSP Siap Kembalikan Kejayaan Kakao di Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Cocoa Sustainability Partnership (CSP) menyelenggarakan Lokakarya Nasional Pengembangan Kebun Induk Tanaman Kakao.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan pemahaman pengembangan kebun induk kakao kepada seluruh pemangku kepentingan.
Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Widiastuti mengatakan, pemerintah berfokus pada langkah-langkah strategis untuk percepatan peningkatan daya saing produk perkebunan seperti, sawit, tebu, kakao, kelapa, karet, kopi, gambir, dan produk hortikultura seperti tanaman buah dan obat.
Diharapkan Kokoa menjadi sumber kehidupan bagi para petani yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
"Selain merupakan komoditas strategis negeri, kakao juga menjadi sumber penghidupan bagi jutaan petani di Indonesia," katanya, Rabu (6/8).
Widiastuti mengungkapkan, bahwa saat ini tengah terjadi penurunan produktivitas kakao di Indonesia.
Hal itu disebabkan berbagai faktor, seperti tanaman tua, kurangnya pengetahuan petani, dan rendahnya pemanfaatan varietas unggul, sehingga kegiatan ini harus adanya sinergi lintas sektor untuk membangkitkan kembali produktivitas kakao di Indonesia.
"Kakao tidak ditentukan oleh satu sektor saja, oleh karenanya sinergi lintas sektor, lembaga, pemangku kepentingan sangat dibutuhkan," ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Setiari Marwanto menyebut, bahwa semua elemen kakao tengah bergerak untuk memanfaatkan kembali kejayaan kakao di Indonesia.
"BRIN selalu berkomitmen untuk membantu pembangunan di Indonesia, salah satunya melalui sektor kakao," ucapnya.
Selama ini, BRIN dan CSP telah berkolaborasi untuk mengembangkan dua varietas unggul, yaitu RHS1 dan RHS2, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2024.
Sehingga lokakarya ini ditunjukan untik menyebarkan pengetahuan terkait pengembangan kebun induk dan varietas unggul kakao serta mendukung kolaborasi multipihak.
"Ini waktunya kita untuk urun rembuk mencari solusi agar menjamin bahan tanam kakao yang berkualitas dan terjangkau bagi petani," ucap Ketua Dewan Umum Anggota CSP, Ismet Khaeruddin.
Ia menekankan bahwa masalah ini dapat diatasi melalui penanaman ulang dengan bahan tanam yang berkualitas, tepat, dan terjangkau.