- Antara
Blak-blakan! Pengamat Ekonomi Nasional Bicara Perbedaan Mendasar Judi Kalangan Bawah dan Kasino
Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat ekonomi nasional Benny Batara atau Bennix mengungkapkan pandangan strategis terkait pentingnya legalisasi kasino di Indonesia sebagai langkah konkret untuk menghadapi krisis fiskal, pengangguran, dan kebocoran devisa ke luar negeri.
Bennix menegaskan, kasino legal bukan hanya soal hiburan, tetapi solusi ekonomi nyata yang selama ini diabaikan.
Oleh karenanya, kasino dinilai sangat jauh berbeda dengan judi kalangan bawah yang harus diberantas.
“Negara ini mengalami defisit anggaran, defisit lapangan kerja, dan kekurangan devisa. Sementara uang rakyat Indonesia mengalir ratusan triliun ke luar negeri hanya untuk berjudi, baik di Singapura, Makau, maupun Malaysia,” ujar Bennix dalam diskusi publik yang digelar Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) bertajuk "Legalisasi Kasino di Indonesia: Antara Kepastian Hukum, Tantangan Sosial, dan Peluang Ekonomi" di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Menurut Bennix, bila pemerintah mampu mengelola industri kasino dengan sistematis dan legal, maka potensi pendapatan yang bisa masuk ke kas negara bisa mencapai Rp200 triliun per tahun.
Angka ini dinilai sebagai solusi instan yang jauh lebih realistis dibanding terus-menerus mengandalkan utang luar negeri atau mencetak uang baru.
“Bayangkan, daerah seperti Bangka Belitung hanya punya APBD Rp3 triliun. Tapi kalau mereka punya kasino resmi, pendapatan mereka bisa melonjak hingga Rp200 triliun. Itu artinya 200 kali lipat dari anggaran mereka saat ini,” ungkap Bennix.
Legalitas kasino juga dinilai tidak bertentangan dengan hukum, selama diselenggarakan dengan izin dari otoritas yang sah.
Menurut Bennix, yang dibutuhkan hanyalah nyali politik dari kepala daerah dan keberanian mengambil keputusan strategis.
“Judi itu tidak dikriminalisasi secara mutlak di Indonesia. Yang ilegal adalah bila dilakukan tanpa izin. Kalau kepala daerah punya nyali dan visi, mereka bisa realisasikan ini dengan cepat, bahkan tanpa investasi besar. Satu kasino bisa dibuka hanya dengan merenovasi hotel lama,” jelasnya.
Sementara, berbeda dengan sektor pertambangan yang merusak lingkungan, kasino dipandang sebagai sektor jasa yang tidak membutuhkan eksploitasi sumber daya alam, namun tetap menyerap tenaga kerja besar, terutama dari lulusan SD dan SMP yang tidak terserap industri formal.