- Julio Trisaputra
Lab 45: Penurunan Suku Bunga Acuan Demi Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta, tvOnenews.com – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan setelah mempertahankan suku bunga selama tiga bulan berturut menjadi 5,50% dari sebelumnya sebesar 5,75%. Keputusan dianggap ideal dalam kondisi inflasi yang masih dalam kisaran target BI dan tekanan eksternal terhadap rupiah yang semakin mereda.
Menurut Indah Lestari, Analis Ekonomi Politik Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45), langkah yang diambil Bank Indonesia sesuai dengan mandat.
"Bahwa di tengah nilai tukar dan inflasi yang terjaga, kebijakan moneter ekspansif dibutuhkan,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Rabu (21/5/2025).
Sejalan dengan koreksi BI pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih rendah menjadi 4,6-5,4% pada tahun 2025, penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong gairahperekonomian Indonesia ke depan.
“Katalis menjadi hal yang penting di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan menjadi sebesar 4,8%, secara tahunanatau terkontraksi-0,98% secara kuartalan. Kemudian, melalui penurunan suku bunga ini diharapkan dapat menggairahkan perekonomian meskipun membutuhkan waktu, terutama penurunan tingkat kredit di sektor perbankan. Di sisi lain, penurunan suku bunga ini tidak akan signifikan meningkatkan investasi di sektor riil bila tidak ada perbaikan birokrasi dan perijinan usaha,” tambahnya.
Meskipun demikian, penurunan suku bunga berpotensi menimbulkan risiko nilai tukar kembali terdepresiasi. Risiko tersebut perlu menjadi perhatian, pasalnya Rupiah baru saja kembali ke tren penguatan dibandingkan posisi April lalu yang hampir menyentuh Rp17.000.
Sementara itu, analis Ekonomi Politik LAB 45, Baginda Muda Bangsa, berpendapat bahwa di tengah perekonomian yang belum stabil dan mengalami perlambatan, suku bunga yang diturunkan secara agresif dapat memicu terjadinya capital outflow yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas nilai tukar rupiah.
"Nilai tukar pada penutupan hari ini per 21 Mei 2025 mengalami pelemahan menjadi sebesar Rp16.413 dari Rp16.406 pada hari sebelumnya sebagai tambahan kondisi nilai tukar saat ini masih berada di atas asumsi makro APBN 2025 sebesar Rp16.100,” jelasnya.
Selain itu, Baginda berpendapat Bank Indonesia perlu mewaspadai ruang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, ke depannya. Penundaan penurunan oleh The Fed dapat memperlebar spread antara suku bunga The Fed dan Bank Indonesia.