- ayosehat.kemkes.go.id
Gangguan Kesehatan Mental, Semakin Ngetren dan Perlu Diwaspadai
4. Gangguan Bipolar
Dialami oleh lebih dari 60 juta orang di dunia, gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Penderita bisa merasa sangat sedih dan putus asa pada suatu waktu, kemudian menjadi sangat senang di waktu lainnya.
Gejala orang yang mengalami gangguan bipolar tergantung fasenya, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun). Pada fase mania, penderita bipolar merasa sangat bersemangat, senang dan pikirannya berpacu. Namun, pada saat bersamaan juga bisa merasa gelisah, sensitif dan mudah tersinggung.
Pada fase ini penderita kerap mengambil keputusan secara emosional, yang mungkin akan disesali di kemudian hari. Sedangkan pada fase depresi, penderita akan merasa sangat sedih, hampa dan putus asa, kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari dan sulit mengambil keputusan.
Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
Menurut WHO, beberapa hal yang berpotensi menjadi faktor risiko penyebab gangguan kesehatan mental dan kejiwaan antara lain:
- Faktor Genetika
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental atau memiliki kelainan senyawa kimia pada otak.
- Faktor Ekonomi
Mengalami kerugian secara ekonomi, seperti kehilangan pekerjaan atau mata penghasilan dan kemiskinan, dapat berujung pada stress dan gangguan kecemasan berlebihan.
- Faktor Fisik
Mengalami kekerasan fisik dan seksual, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, dapat menyebabkan trauma berkepanjangan yang berujung pada gangguan kesehatan mental.
- Faktor Sosial
Mengalami diskriminasi atau stigma dan tinggal di lingkungan perumahan yang buruk dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan depresi.
Beberapa faktor di atas saling mempengaruhi, dan sulit untuk menunjuk salah satu faktor sebagai penyebab utama. Dengan demikian, untuk kepentingan pengobatan tidak diperlukan fokus berlebihan pada satu faktor, sehingga mengabaikan faktor lainnya.
Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental
Mensana in corpore sano, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kita dapat menghindari faktor risiko gangguan kesehatan mental dengan melakukan hal-hal berikut:
- Menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga dan pola makan yang sehat.
- Beristirahat cukup.
- Membangun kebiasaan berpikir positif.
- Membangun kemampuan menghadapi masalah.
- Menghindari kebiasaan buruk yang dapat memicu stress.
- Membangun dukungan sosial yang positif.
- Mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.
Penanganan Gangguan Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental bukan vonis atau stigma yang harus dihindari. Dengan penanganan yang baik, gangguan kesehatan mental bisa diatasi, antara lain dengan:
1. Pemberian obat-obatan
Konsultasikan kepada dokter atau psikiater untuk mendapatkan resep obat-obatan, yang dapat mengobati gejala-gejalanya dengan mengubah senyawa kimia pada otak. Obat-obatan yang diresepkan biasanya berupa antidepresan, golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs). Obat-obatan yang diberikan oleh tenaga profesional tidak akan menyebabkan ketergantungan, sepanjang penderita mentaati aturan minum obat sesuai saran.
2. Psikoterapi
Melalui psikoterapi, psikiater dan psikolog klinis akan mengarahkan penderita untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya. Kemudian, membimbingnya untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari negatif ke positif, serta mengelola emosi dan perasaannya dengan baik.
3. Stimulasi pada Otak
Stimulasi ini berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi elektro magnetik transkranial, stimulasi saraf vagus dan pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam (deep brain stimulation).
4. Kelompok Dukungan
Dengan bergabung dalam kelompok dukungan, penderita akan bertemu orang-orang yang mengalami gangguan mental sejenis dan sudah berhasil mengatasi penyakitnya, sehingga bisa berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lainnya.
5. Perawatan di Rumah Sakit
Jika penderita membutuhkan pengawasan ketat terhadap gejala dan gangguan yang dialaminya, dokter atau psikiater akan menyarankan untuk menjalankan perawatan di rumah sakit. Tujuannya untuk mencegah kondisi gawat darurat, seperti percobaan bunuh diri, dan kondisi gaduh gelisah pada penderita skizofrenia.
6. Perawatan Mandiri
Penderita gangguan kesehatan mental yang masih berada dalam tahap ringan sampai sedang bisa menjalani rawat jalan dengan obat dan terapi dari psikiater dan psikolog. Namun, dibutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan untuk membantu perawatan penderita.
Sehatkan Mental di Bulan Puasa
Raih kesempatan untuk menyehatkan jiwa dan raga dengan menjalankan ibadah puasa. Aktivitas berpuasa dan berdoa, selain meningkatkan nilai keagamaan, juga mendekatkan kita dengan Rasulullah SAW serta memperkuat keyakinan.
Selama berpuasa, kita tidak hanya diwajibkan menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam, tetapi juga mengontrol emosi. Ketika seseorang dapat mengontrol emosinya, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memicu perasaan bahagia. Peningkatan produksi hormon ini dapat membuat mood lebih baik, mencegah depresi dan mengurangi gangguan kecemasan.