- Restropektif 50 Tahun God Bless
God Bless Setelah 50 Tahun: dari Arsip, Memorabilia, Hingga yang Tak Tertampilkan
God Bless adalah bagian dari obsesi pada yang modernitas dan baru di era itu. Taman Ismail Marzuki, tempat God Bless memulai semua perjalanannya di skema musik Indonesia pada 1973, adalah cagar budaya yang ingin menampung hasrat itu
Saat itu, anak anak muda yang tumbuh pascagenerasi bunga terbawa gerakan kebudayaan baru yang berniat menafsir ulang seni, menjejakkan dalam identitas keindonesiaan, darimana pun sumber inspirasinya didapat, entah seni tradisi atau modern.
Misalnya ada komponis Suka Hardjana, Frans Hariadi, Slamet Abdul Syukur yang mendialogkan musik Barat dengan musik tradisi. Kerja kerja bengkel yang menghasilkan tradisi baru: musik kontemporer.
God Bless misalnya setengah mati mencoba memasukan Bahasa Indonesia dalam lirik lagu protes sosial itengah semangat meniru musik rock standar Barat. Bukan usaha mudah menjadikan Bahasa Indonesia jadi natural, alamiah, indah digunakan dalam lirik lagu saat itu.
Deretan piala dan award yang pernah diraih God Bless (Sumber: Restrospektif 50 Tahun God Bless)
Erros Djarot misalnya pernah kesulitan setengah mati mengganti kata "I love you" yang sangat nyaman dibunyikan dalam.lirik. "Awalnya menggunakan 'Aku cinta padamu' itu sangat janggal dalam sebuah lirik, " ujar Erros yang pernah membuat grup Barong Band.
Yang cukup menggugah adalah pernyataan awak God Bless tentang God Bless. Sangat sulit menjalankan sebuah grup hingga puuluhan tahun, bersama hampir setiap hari dalam latihan maupun pertunjukan. Tak selamanya tanpa konflik.
Kita tahu sejumlah personel sempat terlibat konflik berkepanjangan, misalnya Iyek dan Jockie Suryo Prayogo yang pernah bertangkar--konon hingga hampir adu fisik--membuat keduanya sempat tak tegur sapa. meski pada akhirnya semua konflik bisa dijembatani dan mereka bisa kembali tampil satu panggung walau hanya dalam konser reuni. Karenanya komentar mereka sangat menarik ketika menilai grup mereka sendiri.
Iyek satu satunya awak band yang tak tergantikan, tak pernah keluar dari God Bless. Ia menulis: "God Bless sebuah anugerah yang luar biasa dari yang maha kuasa, dan sudah menjadi harga mati buat saya. Abadi Soesman yang menggantikan Jockie Soeryo Prayogo sebagai kibordis menyatakan: "God Bless adalah 'Rock n Roll hidupku, sesuai judul lagu yang diciptakan.