- Kolase Tim tvOnenews
Pernah Diucapkan di Televisi, Ibunda Jessica Wongso Bilang Mirna Salihin Meninggal Bukan karena Diracun Kopi Sianida, tapi karena...
tvOnenews.com - Kembali hangat perbincangan kasus kopi sianida yang menjerat nama Jessica Wongso karena diangkat menjadi film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Kasus pembunuhan kopi sianida yang dilakukan Jessica Wongso terjadi pada 6 Januari 2016 silam.
Dalam persidangan, Jessica Wongso terbukti telah melakukan pembunuhan atas kawannya Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier yang berada di Mall Grand Indonesia (GI), Jakarta.
Jessica Wongso dianggap telah melakukan perencanaan pembunuhan secara matang, dan perbuatan sangat sadis.
Hal ini berdasarkan bukti persidangan, karena menyiksa terlebih dahulu, Mirna Salihin sebelum meninggal.
Selain itu, Jessica Wongso juga dianggap memberikan keterangan berbelit-belit, dan tidak mengakui perbuatannya atas kasus racun kopi sianida tersebut.
Namun, dalam salah satu wawancara, Imelda Wongso, ibu dari Jessica Wongso mengungkapkan hal lain.
Hal ini berkaitan dengan kejanggalan pada kematian Wayan Mirna Salihin yang didiagnosis keracunan kopi sianida.
"Kalau menurut ibu, Mirna itu kalau tempo hari dia waktu collapse di abis minum kopi itu, dibawa ke GI kan," ujar Imelda Wongso, dilansir dari YouTube KompasTV, Jumat (29/09/23).
Imelda Wongso juga menceritakan bahwa saat itu dokter yang menanganinya bilang kalau Mirna Salihin tidak keracunan.
"Ditangani sama dokter Joshua, jadi kalau dokternya nangani dia itu pernah bilang katanya ini bukan keracunan," ungkap Imelda Wongso.
Dokter mengatakan bahwa indikasi dari keracunan yakni disertai dengan muntah.
"Kalau keracunan gak begini, pasti muntah, itu dokter yang ngomong. Terus diperiksa, nadinya itu semua normal, badannya masih panas, masih anget katanya," sambungnya.
Kondisi Mirna Salihin pada saat itu juga normal setelah dicek oleh dokter Joshua.
"Semuanya normal, itu bahasa dokter deh, ibu gak ngerti. Ada tuh kata-katanya, apanya yang semuanya di cek tuh masih normal," ujar Imelda.
"Normalnya seperti manusia pingsan seperti biasa gitu, bilangnya kayak gitu," paparnya lagi.
Imelda mengatakan bahwa saat itu Mirna dibawa menuju rumah sakit bukan dengan ambulan.
"Terus kalau menurut ibu, dia tuh terlalu cepet dibawa dari GI itu yang dipegang, ditangani dokter Joshua itu dia terlalu cepet dibawa. Terus dibawa ke Adi Waluyo kan, nah dibawanya itu tanpa pake ambulan," terang Imelda.
Menurut Imelda, penanganan kasus gawat darurat, harusnya menggunakan ambulan, dan langsung ditangani oleh tim dokter.
"Kalau menurut ibu, kalau gak pake ambulan itu salah besar. Harusnya kan pake ambulan, harusnya jangan buru-buru dibawa. Biar dokter Joshua yang nanganin dulu, di oksigen atau diapain, di infus dulu ya kan," tuturnya.
"Itu orang dibilangnya dia masih normal semuanya, diperiksa tuh normal. Badannya masih anget. Masih idup dia," terang Imelda Wongso.
Bahkan pada saat itu, supir yang membawa Mirna pun tidak tahu dimana lokasi rumah sakit Adi Waluyo, sehingga harus bertanya pada keluarganya.
"Justru karena dia gak dibawa sama ambulan, dibawa sendiri, terus waktu dibawa sendiri di jalanan, yang bawa itu gak tau jalan. Gak tahu Adi Waluyo dimana, dia masih nelpon keluarganya," ujarnya.
"Nanya, dimana Adi Waluyo. Masih gak tau sekitar situ tuh rumah sakit yang terdekat itu dimana. Maksudnya nanya gitu lo," papar Imelda.
"Nanya sama keluarga yang nelpon di mobil sambil nyetir. Sedangkan orang dibelakang udah sekarat kan," sambungnya.
"Nah terus kalau dibilang meninggal, itu kalo gak dibawa sendiri, kalau pake ambulan menurut ibu, itu gak akan meninggal," ungkap Imelda Wongso.
Wallahu a'lam bish-shawab.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMNOLnAsw5ZW0Aw?hl=id&≷=ID&ceid=ID%3Aid