- tvone - Syahwan
Sambut Menteri BUMN, K. H. Hasan Mutawakkil 'Alallah Sampaikan Pentingnya Tripilar Ekonomi Keumatan
Probolinggo, Jawa Timur – Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Mohammad Hasan Mutawakkil 'Alallah menyampaikan pentingnya Tripilar Ekonomi Keumatan saat bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada acara Harlah ke - 182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Probolinggo, pada Sabtu (20/11/2021).
Menurut Kiai Mutawakkil, selama ini orang terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi dan penggunaan knowledge (pengetahuan).
Knowledge-based economy memang penting untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam). Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi.
“Jadi sudah waktunya kita meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi,” terang Kiai Mutawakkil.
Negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam saja.
Kiai Mutawakkil mencontohkan negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, namun mereka berhasil mengejar mimpinya dan memenangkan persaingan global. Menurutnya, itu karena negara-negara tersebut menitikberatkan perkembangan ekonominya pada knowledge-based economy.
Selanjutnya, Kiai Mutawakkil menambahkan pilar ketiga ekonomi, yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya.
“Nah terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy,” ujar Kiai Mutwakkil.
Melalui konsep culture-based economy, bangsa Indonesia seyogyanya menjadikan kultur yang dimiliki atau dipraktikkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan modal penting bagi pengembangan ekonomi.
Mantan Ketua PWNU Jatim tersebut menekankan bahwa tripilar ekonomi keumatan menjadi sangat penting dibahas karena terdapat peran masyarakat, santri dan pesantren.
“Apalagi, jika bicara Indonesia, maka tidak bisa dipisahkan dari entitas dan sekaligus komunitas yang bernama Islam. Pada titik inilah, santri dan pesantren menjadi pilar penting bagi Islam dan umat Islam di Indonesia,” tegas Kiai Mutawakkil.