Tiga Mahasiswa Pembuat Mesin Daur Ulang Pakaian dan Dosen Pembimbingnya.
Sumber :
  • Sandi Irwanto

Canggih, Mahasiswa ITS Surabaya Buat Mesin untuk Daur Ulang Pakaian

Rabu, 3 November 2021 - 11:13 WIB

Surabaya, Jawa Timur - Limbah industri tekstil  menjadi salah satu permasalahan urgent di Indonesia hingga saat ini. Terkait  hal ini, Tim Go Go Haf dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan sebuah prototipe yang dinamakan Bhusana, dengan tujuan untuk mempermudah dalam pendistribusian dan pendaurulangan pakaian.

Tim Go Go Haf ini beranggotakan para mahasiswa dari berbagai departemen di ITS, yakni Fitria Urbach dan Aprilia Susanti yang berasal dari Departemen Matematika, serta Fairuz Hasna Rofifah yang berasal dari Departemen Teknik Informatika. Selain itu, Tim Go Go Haf dibimbing oleh salah satu dosen pembimbing ITS yang berasal dari Departemen Teknik Informatika yaitu Hadziq Fabroyir.

Fitria Urbach, Ketua Tim Go Go Haf, mengatakan  tujuan mereka dalam menciptakan Bhusana adalah untuk mempermudah dan meningkatkan baik efisiensi maupun transparansi dalam distribusi daur ulang pakaian

“Gerakan fesyen berkelanjutan melalui proses daur ulang pakaian akan bisa diterapkan dengan baik jika turut melibatkan pemerintah di dalamnya,” ungkapnya.

Ada tiga proses yang harus dilakukan oleh pengguna, yaitu proses pengumpulan, proses pengambilan, dan proses pemilahan. Proses pengumpulan adalah proses di mana donatur pakaian memfoto pakaian yang akan didonasikan. Kemudian, Bhusana akan mengenali pakaian tersebut dengan tiga macam klasifikasi, yaitu pakaian layak pakai, pakaian tidak layak pakai kerusakan minor, dan pakaian tidak layak pakai kerusakan mayor.

Setelah melewati proses tersebut, Bhusana akan mencetak Kode Quick Response (QR) untuk identitas pakaian dan Bhusana akan membuka tutup kotak secara otomatis. Setelah itu, donatur diharapkan untuk meletakkan pakaian tersebut ke dalam kotak dan nantinya donatur akan memperoleh kupon yang nantinya dapat ditukarkan untuk sembako.

“Selanjutnya, data pakaian yang sudah terkumpul pada kotak Bhusana akan dikirimkan ke database cloud service,” paparnya.

Selanjutnya, menurut Fitria, proses pengambilan adalah pengiriman truk yang bertugas untuk mengambil setiap pakaian yang telah tersimpan dalam kotak Bhusana yang tersebar di kelurahan. Kemudian, truk tersebut akan berangkat menuju bank daur ulang pakaian. 

“Pakaian akan dipilah antara yang layak dan tidak layak pakai di bank dengan bantuan QR Code,” ungkapnya.

Akhirnya, proses pemilahan dilakukan dengan cara petugas mengambil keputusan dalam hal penyaluran pakaian pakaian bekas tersebut. Dijelaskan Fitria, terdapat tiga pilihan destinasi. Yaitu pakaian tidak layak pakai dengan kerusakan minor akan disalurkan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai bahan produksi. Lalu, pakaian tidak layak pakai dengan kerusakan mayor akan dikirim ke pabrik daur ulang sampah tekstil, dan pakaian layak pakai harus melalui tahapan outfit matching terlebih dahulu.

Dalam pembuatan prototipe ini, mahasiswa Departemen Matematika ITS tersebut mengatakan bahwa terdapat bantuan lain dari mahasiswa departemen lain. Mahasiswa itu adalah Riko dari Teknik Elektro dan Zahra dari Teknik Informatika. Kemudian, Fitria menambahkan bahwa ke depannya tim Go Go Haf akan mengembangkan fitur yang ada dan mengikutsertakan Bhusana pada kompetisi lain. Karena perjuangan tersebut, Tim Go Go Haf telah berhasil meraih medali perak dalam kategori Kota Cerdas pada Gemastik XIV lalu.

Fitria pun berharap kepada mahasiswa ITS untuk terus berjuang dalam menorehkan prestasi untuk ITS. 

“Jangan jadikan kekurangan kalian menjadi hambatan, jangan ragu untuk mengikuti lomba, dan jangan takut untuk melakukan kolaborasi dengan departemen lain,” pungkasnya penuh harap. (Sandi Irwanto/act) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral