Mantan napi saat melapor ke kantor Ombudsman RI Perwakilan DIY, (01/11/2021)..
Sumber :
  • Tim tvOne - Andri Prasetyo

Mantan Napi Bongkar Kekejaman Sipir Lapas Narkotika Yogyakarta

Senin, 1 November 2021 - 19:40 WIB

Sleman, DIY - Sejumlah mantan narapidana Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta melapor kepada Ombudsman RI Perwakilan DIY. Mereka mengaku menjadi korban kekerasan dan penyiksaan tidak manusiawi yang dilakukan para sipir lapas.

Salah satu eks napi Vincentius Titih Gita Arupadhatu (35) menceritakan bagaimana aksi penyiksaan yang menimpanya selama mendekam di Lapas Narkotika Pakem.

"Jadi begitu kita masuk tanpa kesalahan apapun langsung dipukuli pakai selang, diinjak, (dipukul pakai) kabel juga, dipukul pakai penis sapi yang dikeringkan," katanya saat ditemui di kantor Ombudsman, jl. Affandi, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin (01/11/2021).

 

Menurutnya, penyiksaan tidak hanya dilakukan 1 orang namun 4 regu sekaligus. Aksi tidak manusiawi tersebut bahkan dilakukan hampir setiap hari.

"Di lapas itu kan ada 4 regu dan rata-rata 1 regu itu melakukan seperti itu (kekerasan) nanti giliran regu jaga ganti itu dikeluarin lagi ganti disiksa sama regu yang lain, dirolling sampai 4 regu, jadi kalau masih regu 1 regu 2 kita masih deg-degan kalau belum melewati 4 regu itu," ucapnya.

"Paling sering Sabtu-Minggu karena harinya lebih panjang dan tidak banyak staf lain yang masuk, jadi kalau Sabtu-Minggu itu hari libur jadi paling parah tapi rata-rata hampir setiap hari, mereka juga gak segan-segan nyiksa kita siang-siang, pagi-pagi masih ada petugas yang lain," imbuhnya.

Napi yang baru bebas 19 Oktober 2021 ini bahkan pernah melihat temannya sesama napi mendapat perlakuan yang lebih kejam.

"Jadi dia disuruh koprol-koprol guling-guling, kan otomatis pusing, gak kuat, panas dia suruh guling-guling di aspal akhirnya dia muntah-muntah dan muntahan itu kan ngotorin aspal dia suruh ngambil pakai tangan, dia suruh makan sampai habis. Bahkan ada yang disuruh minum air kencing petugas, ada timun yang isinya dibuang lalu diisi sambal dan diminta onani dan timunnya dimakan," bebernya.

Tragisnya lagi, lanjut Vincent, ada temannya yang memiliki riwayat penyakit paru-paru akhirnya meninggal dunia karena terlambat mendapat penanganan medis.

"Ada yang meninggal, itu saya sendiri yang gendong karena kurangnya penanganan, kalau saya pikir itu disengaja, tiap apel pintu ditendang-tendang sambil bilang 'wes ngerti loro dolanan narkoba, mati wae mbangane kowe ngrepoti' (sudah tahu sakit malah pakai narkoba, mati saja daripada merepotkan). Sampai akhirnya dia parah beneran dan akhirnya baru dimasukin ke rumah sakit beberapa hari, baru dipulangin ke lapas lagi dua hari meninggal," terangnya.

Hal sama juga dialami Yunan. Eks napi yang mendekam selama 4 tahun 2 bulan ini bahkan sempat lumpuh akibat terlalu lama berada di sel sempit yang over kapasitas.

"Kalau dua bulan ada saya gak bisa jalan, kalau mukulin kan pada ngawur gak tahu mana-mananya, kelamaan di sel kurang gerak harusnya 5 orang pernah diisi 17 orang, tidur cuma miring-miring gitu," ujarnya.

Yunan mengaku mendapat kekerasan fisik sejak pertengahan tahun 2020. Korbannya bahkan disebut-sebut mencapai puluhan orang.

"(Kekerasan itu) Semenjak pergantian KPLP sekitar pertengahan 2020. Jadi setiap ada kiriman napi datang dipukuli, setiap ganti regu (pengamanan) dipukuli," urainya.

Sementara itu Ketua Ombudsman RI Perwakilan DIY Budhi Masturi mengatakan akan segera menindaklanjuti laporan para mantan napi tersebut.

"Pertama kita akan meregistrasi dulu laporannya, kita memverifikasi validasi syarat formil materiilnya, setelah itu kita mengambil langkah-langkah permintaan klarifikasi, dalam proses permintaan klarifikasi itu kalau kita menemukan perbedaan informasi para pihak terlapor maupun pelapor dan mereka tetap kekeuh bertahan pada kebenaran yang mereka yakini atas informasinya ya tidak menutup kemungkinan kita akan mempertemukan, konfrontir istilahnya, itu salah satu metode kami dalam melakukan pengumpulan keterangan," jelasnya. (Andri Prasetiyo).

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:27
01:43
03:43
00:59
02:37
02:49
Viral