وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
dan mengabaikan (kehidupan) akhirat.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri,
إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
memandang Tuhannya.
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,
تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat.
كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ
Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,
وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ
dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”
وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ
Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia),
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ
dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),
إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّىٰ
Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-Qur'an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat,
وَلَٰكِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ
tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),
ثُمَّ ذَهَبَ إِلَىٰ أَهْلِهِ يَتَمَطَّىٰ
kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.
أَوْلَىٰ لَكَ فَأَوْلَىٰ
Celakalah kamu! Maka celakalah!
ثُمَّ أَوْلَىٰ لَكَ فَأَوْلَىٰ
Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَىٰ
Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ
kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ
lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.
أَلَيْسَ ذَٰلِكَ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ
Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?