Penurunan harga emas melanjutkan tren yang terjadi sejak akhir Oktober 2024 kemarin. Pada Jumat (15/11/2024), emas diperdagangkan sekitar US$2.560 per ons.
Kembali turunnya harga emas awal pekan ini, melanjutkan kondisi serupa sejak dua pekan terakhir. Artinya, penurunan harga emas kini berlanjut ke pekan ke tiga.
Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Kamis karena dolar AS menguat dan investor memperkirakan kenaikan suku bunga agresif bank sentral menurunkan inflasi.
Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (23/5/2022) (Selasa pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, karena pelemahan dolar terus mendukung logam kuning yang dihargai dalam greenback, bahkan ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS yang meningkat membatasi kenaikannya.
Emas berjangka merosot kembali pada akhir perdagangan Jumat (13/5/2022) atau Sabtu pagi WIB, memperpanjang kerugian pada hari kedua berturut-turut dan menetap di level terendah 14-minggu, karena menguatnya dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tarik logam kuning.
Harga emas berbalik arah dengan meluncur dua persen pada akhir perdagangan Jumat (25/2/2022), kembali berada di bawah level psikologis 1.900 Dolar, setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu perubahan tajam di pasar logam mulia dan investor bereaksi terhadap harapan bahwa ketegangan geopolitik di Ukraina dapat mereda.