Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar divonis pidana 5 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider tiga bulan pidana kurungan.
Dalam eksepsi mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (GA) (Persero) Tbk, Emirsyah Satar menilai, dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat sama seperti dakwaan yang diterapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat mendakwa mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar telah merugikan keuangan negara hingga Rp9,3 triliun.
Kejagung menetapkan mantan Direktur Utama PT Garuda Emirsyah Satar sebagai tersangka korupsi Garuda yang disebut telah merugikan negara hingga Rp 8,8 triliun.
Emirsyah Satar menjadi tersangka korupsi terkait pengadaan dan sewa pesawat CRJ 1000 serta ATR 72-600. Atas perbuatannya, negara dirugikan triliunan rupiah
Jaksa Agung mengatakan bahwa jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh kasus dugaan tindak pidana korupsi Garuda Indonesia 2011-2021 mencapai Rp8,8 triliun.
Penyidik Kejaksaan Agung tak bisa menahan tersangka baru Emirsyah Satar, terkait kasus dugaan korupsi pengadaan pesawat oleh PT Garuda Indonesia tahun 2011-2021
Penetapan Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo oleh Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi pengadaan pesawat Garuda, terhadap keduanya tidak dilakukan penahanan
Kejaksaan Agung menetapkan dua tersangka baru yaitu ES selaku Direktur Utama PT. Garuda dan SS selaku Direktur PT Mugi Rekso Abadi dalam kasus korupsi pengadaan pesawat