Tanpa Ditutup-tutupi Lagi, Eks Penasihat Tim Red Bull Ungkap Kebusukan Christian Horner sebelum Dipecat
- Facebook/ Oracle Red Bull Racing
tvOnenews.com - Setelah resmi meninggalkan Red Bull di Akhir musim F1 2025, eks penasihat senior mereka, Helmut Marko, mengungkapkan trik kotor yang dilakukan oleh mantan kepala tim, Christian Horner sebelum dipecat.
Kepergian Marko sendiri terjadi tak lama setelah Red Bull memecat Christian Horner dari posisi Team Principal di pertengahan musim ini.
Perpisahan dua tokoh besar itu langsung memantik perhatian, terutama setelah Marko melontarkan sejumlah klaim mengejutkan terkait kepemimpinan Horner selama bertahun-tahun.
- Facebook Red Bull
Dalam wawancara dengan surat kabar Belanda De Limburger, Marko membantah keras isu perebutan kekuasaan internal yang kerap diberitakan media.
“Begitulah selalu digambarkan di media, tetapi itu bukan masalah pribadi,” kata Marko.
Ia menegaskan sejak awal berdirinya Red Bull Racing, pusat kendali tim selalu berada di Austria, bukan sepenuhnya di tangan Horner.
“Bersama Didi (pendiri Red Bull yang telah meninggal, Dietrich Mateschitz), saya mendirikan Red Bull Racing pada tahun 2005,” ujar Marko.
“Kami menunjuk Horner sebagai Team Principal, dan saya berada di sana sebagai pengawas,” lanjutnya.
Marko kemudian mengungkap satu momen penting pada 2022 yang dianggap menjadi titik perubahan besar dalam hubungan internal tim.
- Facebook/ Oracle Red Bull Racing
“Saya ingat sebuah pesta di awal tahun itu 2022, menjelang Grand Prix Austria,” ungkap Marko.
“Christian datang kepada saya dan berkata 'dia tidak akan bertahan sampai akhir tahun',” tambahnya.
Setelah Dietrich Mateschitz wafat di akhir tahun tersebut, Marko menuding Horner berupaya mengambil alih kendali penuh Red Bull Racing.
“Christian melakukan segala yang dia bisa untuk mengambil alih kendali perusahaan dengan dukungan Yoovidhya,” tegas Marko.
Ia menyebut bertindak atas nama Austria untuk mencegah pergeseran kekuasaan itu terjadi.
Marko juga menyebut tahun-tahun terakhir bersama Horner sebagai periode yang tidak menyenangkan.
“Tahun-tahun terakhir bersama Horner tidak menyenangkan,” kata Marko. “Permainan kotor sedang dimainkan.”
Ia bahkan menilai sejumlah tuduhan terhadap dirinya sengaja direkayasa pihak tertentu.
“Itu dibuat-buat - mungkin oleh mereka kubu Horner,” ucap Marko.
Isu keterlambatan pengembangan mesin Red Bull pada 2024 turut disinggung dalam wawancara tersebut.
“Saya tidak pernah mengatakan itu, tetapi Horner ingin menggunakannya untuk membuat saya diskors,” tegasnya.
Saat ditanya apakah pemecatan Horner terasa seperti kemenangan pribadi, Marko memberikan jawaban tegas.
“Tidak. Kami harus bertindak karena performa di lintasan tertinggal,” pungkasnya.
(akg)
Load more