Aksi di F1 GP Brasil 2025 dapat Kecaman dari McLaren, FIA Akui Red Bull Mengakali Aturan Cost Cap
- Facebook/Oracle Red Bull Racing
tvOnenews.com - Red Bull kembali menjadi sorotan setelah langkah mereka di F1 GP Brasil 2025 dinilai memanfaatkan celah regulasi cost cap.
FIA pun mengakui adanya kelemahan aturan yang membuat tim bisa melakukan pergantian mesin tanpa konsekuensi finansial yang jelas.
Verstappen sempat tersingkir di Q1 dengan waktu yang hanya cukup untuk menempati urutan ke-16.
- Official Formula 1
Kondisi itu membuat Red Bull memilih start dari pit lane agar bisa mengubah total set-up RB21 sekaligus memasang Power Unit baru.
Perubahan besar tersebut langsung terasa dampaknya. Verstappen tampil jauh lebih cepat dan berhasil menutup balapan dengan podium ketiga.
Namun, keputusan Red Bull memicu pertanyaan dari McLaren. Mereka mempertanyakan apakah pergantian mesin itu seharusnya dihitung dalam biaya yang tercakup dalam cost cap.
“Yang tidak ingin kami libatkan adalah situasi di mana, ketika ada penggantian mesin, kami harus berdebat dengan tim atau produsen PU apakah sedikit telemetri menunjukkan potensi masalah reliabilitas atau tidak,” ujar Direktur Single Seater FIA, Nikolas Tombazis.
“Kami merasa tidak memiliki keahlian untuk berdebat dengan mereka apakah itu benar-benar perubahan karena reabilitas atau strategis. Dalam beberapa kasus, jelas ada di salah satu kubu. Tetapi ketika Anda berada di area crossover, itu akan sulit.” tambahnya.
- Facebook/Oracle Red Bull Racing
Ia menegaskan bahwa kondisi ini muncul karena kelemahan regulasi saat ini, terutama pada kombinasi aturan teknis, finansial, dan olahraga yang saling terkait.
“Jadi, ini merupakan kelemahan dalam regulasi saat ini dan ini adalah area di mana kami mengadopsi pendekatan ini, di mana kami menerima perubahan ini tanpa membahas dampaknya terhadap batas biaya,” lanjut Tombazis.
FIA memastikan celah ini akan ditutup mulai 2026 karena aturan baru akan memberi batas biaya khusus untuk produsen Power Unit.
“Produsen PU tidak akan pernah merasa nyaman untuk melakukan perubahan strategi. Setiap kali perubahan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar satu juta dolar,” tegasnya.
Load more