Rival Mike Tyson Ini Klaim Dirinya Lebih Hebat dari Muhammad Ali: Saya Real GOAT, Bukan Dia
- Antara/telegraph
tvOnenews.com - Di dunia tinju, nama Muhammad Ali hampir selalu disebut paling pertama saat membicarakan siapa petinju kelas berat terbaik sepanjang masa atau The GOAT (Greatest Of All Time).
Bahkan, juara kelas berat tak terbantahkan Oleksandr Usyk pernah menyebut secara gamblang bahwa the greatest boxer of all time adalah Muhammad Ali.
Namun, bagi Evander Holyfield, legenda tinju yang berjuluk The Real Deal, narasi itu perlu dikaji ulang.
Dalam sebuah wawancara bersama Seconds Out, Evander Holyfield membuat pernyataan mengejutkan banyak penggemar tinju: ia mengklaim dirinya lebih pantas menyandang status “GOAT” dibandingkan Ali.
Mantan rival Mike Tyson ini tak berbicara tanpa dasar. Ia menyodorkan rekor prestasi pribadi yang tak bisa dianggap remeh, bahkan oleh para pecinta fanatik Muhammad Ali sekalipun.
“Saya satu-satunya juara dunia kelas berat empat kali, tetapi mereka masih membicarakan Ali ketika saya memecahkan rekornya,” ucap Holyfield kepada Seconds Out.
“Saya telah menjadi satu-satunya juara dunia kelas berat empat kali selama 24 tahun.” pungkassnya.
Sebagai informasi, Holyfield adalah petinju pertama dalam sejarah yang menyandang status juara tak terbantahkan di dua divisi berbeda: kelas penjelajah dan kelas berat — sesuatu yang bahkan Muhammad Ali tidak pernah capai.
Lebih lanjut, Holyfield mengaku merasa “terhapus” dari sejarah besar olahraga tinju, karena namanya jarang disebut dalam pembahasan soal GOAT (Greatest of All Time).
“Kita tidak bisa membicarakannya sampai kita memecahkan rekor seseorang. Mereka tidak akan mengatakan apa pun tentang saya,” ujarnya.
“Saya bahkan tidak tahu kalau saya orang pertama yang tak terbantahkan di dua divisi, sampai Usyk melakukannya.” tandasnya.
Holyfield meniti kejayaan pada era 1990-an — masa keemasan divisi kelas berat — di mana ia harus menghadapi para raksasa ring seperti Mike Tyson, Riddick Bowe, hingga Lennox Lewis.
Salah satu momen paling ikonik dalam kariernya adalah saat ia mengalahkan Mike Tyson dua kali, termasuk dalam laga “gigitan telinga” yang legendaris pada tahun 1997. Namun, terlepas dari pencapaiannya itu, Holyfield merasa masih berada di bayang-bayang Ali.
Load more