Dua Petinju Meninggal, Komisi Tinju Jepang Lakukan Reformasi Besar demi Keselamatan Atlet
- ANTARA/Shutterstock/pri.
Jakarta, tvOnenews.com - Komisi Tinju Jepang atau JBC melakukan reformasi besar-besar demi keselamatan atlet usai terjadi tragedi dua petinju meninggal dunia.
Sebelumnya dunia olahraga kombat sempat dibuat geger setelah kematian dua petinju profesional asal Jepang yakni Shigetoshi Kotari dan Hiromasa Urakaya yang berlaga di Korakuen Hall, Tokyo, Jepang pada 2 Agustus 2025.
Kotari yang bertarung melawan Yamato Hata saat itu menderita cedera otak parah dan meninggal pada 8 Agustus meskipun telah menjalani operasi darurat.
Sementara Urakawa yang menghadapi Yoji Saito mengalami pingsan pada ronde kedelapan, juga meninggal pada 9 Agustus meskipun telah menerima perawatan medis segera.
Tragedi ini menambah daftar insiden lain yang telah mengguncang dunia tinju Jepang.
World Boxing Coucil (WBC) kemudian merilis bahwa JBC mengumumkan serangkaian langkah darurat untuk mencegah insiden serupa seperti yang menimpa Kotari dan Urakawa.
JBC lalu menerapkan sejumlah langkah pengamanan baru seperti pengurangan jumlah ronde dari 12 menjadi 10 ronde dalam pertandingan Oriental and Pacific Boxing Federation (OPBF) dan World Boxing Organization (WBO) Asia-Pasifik yang diadakan di Jepang.
Dalam hal pengendalian hidrasi petinju, dilakukan tes urine sebelum pertandingan dan sanksi jika berat badan kembali melebihi 10 persen antara sesi penimbangan dengan pertandingan.
Selain itu, dukungan medis juga dilakukan wajib menyiagakan ambulans di semua acara, terhubung dengan rumah sakit yang mampu melakukan intervensi darurat.
Peningkatan teknologi dilakukan dengan penggantian pemindaian CT dengan MRI untuk mengevaluasi cedera sebelum petinju dapat kembali ke ring.
Kemudian, petinju yang memerlukan kraniotomi atau prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan tulang tengkorak akibat cedera otak akan secara otomatis pensiun dari tinju profesional.
JBC juga menetapkan rapat darurat dengan pelatih dan asosiasi, seminar medis pada September, dan pembentukan komite investigasi bersama dengan Federasi Tinju Jepang.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah tragedi seperti yang dialami Kotari dan Urakawa serta memastikan keselamatan semua petinju profesional di Jepang.
(ant/nad)
Load more