"Saya merasa kadang tidak pantas berada di sini, tapi saya benar-benar berterima kasih, dan saya mengucapkan syukur kepada Tuhan atas semua yang diberikan," lanjut Greysia.
"Seperti yang Pak Menteri Zainudin bilang bahwa darah saya adalah bulutangkis. Hanya lima tahun hidup saya yang tidak berkaitan langsung dengan bulutangkis, selebihnya 30 tahun itu bulutangkis," ungkap Greysia yang terkenal sebagai pebulutangkis legendaris pada kategori ganda putri.
"Bagi saya, tempat ini, Istora Senayan, begitu memorable. Pada 14 tahun silam, tim putri Indonesia yang tidak dipandang malah bisa maju ke final Piala Uber 2008," kenang Greysia, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, PBSI, keluarga, pelatih, pemain senior, junior seluruh teman dan lawan tanding.
Bagi Greysia, semua berjasa dalam kariernya, termasuk para karyawan dan staf Pelatnas PBSI yang meski tidak terlihat langsung tapi semua telah membantu kiprahnya. Ia juga tidak lupa berterima kasih kepada klub yang membesarkan namanya, Jaya Raya Jakarta dan Eng Hian Badminton Academy (EBHA).
"Terima kasih juga untuk partner saya, Apriyani Rahayu yang sudah mengantar saya bisa berprestasi," kata Greysia Polii kepada Apriyani yang berkali-kali terharu memeluk pasangan seniornya, selayaknya kala mereka merebut medali emas Olimpik Tokyo 2020 dengan balutan bendera Merah-Putih. (dwi/raw)
Load more