Masih Ingat Mia Audina? Penerus Susi Susanti di Tunggal Putri Bulu Tangkis Indonesia yang Putuskan Jadi Warga Belanda, Kabarnya Sekarang...
- PB Djarum & Antara
tvOnenews.com - Mia Audina sempat digadang-gadang menjadi penerus Susi Susanti yang ketika itu membawa Indonesia berjaya di sektor tunggal putri bulu tangkis.
Namun di tengah kesuksesannya sebagai tunggal putri utama tim bulu tangkis Indonesia, Mia Audina justru pilih menjadi warga Belanda.
Seperti diketahui, Indonesia telah lama dikenal dunia sebagai negara penghasil atlet bulu tangkis berbakat, termasuk di sektor tunggal putri.
Penggemar bulu tangkis pasti ingat dengan Susi Susanti, Ivanna Lie, Verawaty Fajrin, hingga Minarni Soedaryanto yang sukses mengharumkan nama Indonesia di turnamen dunia, seperti Olimpiade.
Akan tetapi, ada satu atlet tunggal putri asal Indonesia yang namanya mulai terlupakan meskipun sukses mempersembahkan medali perak Olimpiade.
Dia adalah Mia Audina, pebulutangkis yang pernah mengejutkan dunia karena menjadi andalan tim Indonesia yang saat itu baru berusia 14 tahun.
Mia Audina bahkan menjadi atlet termuda sepanjang sejarah yang pernah berlaga di Piala Uber hingga diberi julukan 'Si Anak Ajaib' dan 'Anak SMA Penentu Piala Uber'.
Julukan tersebut bukan begitu saja disematkan kepada Mia Audina. Hal ini karena dirinya pernah menjadi penentu kemenangan bagi tim bulu tangkis Indonesia di Piala Uber 1994 dan 1996.
Bukan cuma di Piala Uber, kehebatan Mia Audina berlanjut saat dirinya meraih sejumlah gelar bergengsi BWF seperti Indonesia Open 1998, Japan Open 1997, dan Singapore Open 1997.
Puncak prestasi yang ditorehkan Mia Audina bersama Indonesia terjadi saat dia meraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 usai kalah dari wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun.
Di tengah kegemilangannya itu, Mia Audina menikahi Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda pada 30 Maret 1999.
Saat itulah Mia Audina harus bolak-balik Belanda dan Indonesia lantaran dirinya harus menemani sang suami yang bermukim di Eropa.
Atlet kelahiran 1979 itu pun kemudian mengajukan diri untuk tetap bermain bagi Indonesia, walau harus menjalani aktivitasnya di Belanda. Namun, permohonan tersebut tak terwujud.
“Sesungguhnya, saya tetap ingin menjadi pemain Indonesia, meski bermukim di Belanda. Namun, ketika itu aturan PBSI tidak memungkinkannya, ya mau bagaimana lagi?,” ujarnya.
Load more