Pelatih Kota Impian Wahana Ungkap Biang Kerok Kegagalan Anak Asuhnya Petik Kemenangan atas Jenggolo Sport
- PBVSI
tvOnenews.com - Pertarungan sengit terjadi di lanjutan Livoli Divisi Utama 2025 putaran reguler kedua hari ketiga kemarin.
Pada laga tersebut, Kota Impian Wahana harus menyerah dari Jenggolo Sport Sidoarjo.
Bertanding di GOR Utama Bojonegoro, Jumat (19/9/2025) malam, kedua tim tampil ngotot.
- PBVSI
Bertarung lima set, Kota Impian Wahan harus menyerah dari Jenggolo Sport dengan skor 3-2 (25-21, 21-25, 20-25, 25-23, dan 15-13).
Bagi Jenggolo Sport, kemenangan ini sangat berarti. Skuad besutan Markoji terhindar dari zona degradasi dan mengoleksi kemenangan kedua dari tiga laga.
Sebelumnya, Jenggolo kalah dari TNI AU Electric dengan skor telak 0-3. Namun mereka bangkit saat menghadapi Tectona dengan kemenangan 3-0 yang meyakinkan.
Sementara Kota Impian Wahana kembali gagal meraih poin penuh. Kekalahan ini jadi yang kedua usai sebelumnya kalah telak 0-3 dari Petrokimia Gresik.
Satu-satunya kemenangan Wa Ode dkk sejauh ini datang saat melibas Tectona dengan skor 3-0.
Menariknya, laga Wahana kontra Jenggolo sama-sama menampilkan pemain muda.
Pertandingan berlangsung penuh semangat dengan dominasi bergantian dari kedua kubu.
Usai pertandingan, pelatih Kota Impian Wahana, Risco Herlambang, menyebut faktor pemain junior jadi penyebab utama kegagalan mereka meraih kemenangan.
"Namanya junior, sulit dikasih tau," ujar Risco Herlambang
Meski kecewa, Risco tetap mengapresiasi kerja keras skuadnya. Wa Ode cs dinilai sudah tampil all out sepanjang lima set meski akhirnya tumbang.
Di sisi lain, pelatih Jenggolo Sport, Markoji, turut memberikan evaluasi meski timnya menang. Ia menyoroti banyak kesalahan servis yang dilakukan anak asuhnya.
"Sebenarnya anak-anak banyak sekali melakukan kesalahan. Seperti servis, anak-anak sering eror," kata Markoji usai laga.
Markoji berharap kemenangan ini bisa jadi modal berharga. Ia ingin momentum positif tetap terjaga saat Jenggolo melakoni pertandingan berikutnya di Livoli Divisi Utama 2025.
(akg)
Load more