Akui Persaingan di Asia Tenggara Makin Sulit, PBVSI Yakin Timnas Voli Indonesia Bisa Tetap Berjaya jika...
- tvOne-Julio Tri Saputra
Jakarta, tvOnenews.com - Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) mengakui bahwa persaingan voli di Asia Tenggara makin sulit, namun federasi tetap yakin bahwa Timnas Indonesia masih tetap bisa berjaya.
Saat ini Timnas Voli Indonesia sedang berjuang di ajang SEA V League 2025, yag memasuki leg kedua yang berlangsung di Jakarta International Velodrome pada Rabu (16/7/2025) hingga Minggu (20/7/2025).
Sebelumnya Timnas Voli Indonesia menjadi runner-up di leg pertama SEA V League 2025 yang berlangsung di Candon Arena pada 9-13 Juli pekan lalu. Garuda finis di belakang Thailand yang menjadi juara pada putaran pertama.
Anak asuh Jeff Jiang Jie mendapatkan perlawanan ketat dari keempat rivalnya yakni Thailand, Vietnam, Filipina dan Kamboja pada leg pertama.
Bahkan pada awal leg kedua, Rivan Nurmulki dan kawan-kawan harus menang susah payah dari Filipina yang berakhir lewat fullset dengan skor 3-2 pada hari pertama, Rabu (16/7/2025).
Persaingan voli di kawasan Asia Tenggara khususnya dalam ajang SEA V League 2025 ternyata juga diakui oleh PBVSI.
Loudry Maspaitella selaku Wakil Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBVSI mengaku bahwa negara-negara lain di Asia Tenggara terus mengalami perkembangan pesat.
- tvOne/Akmal Gani
Meski demikian, Loudry mengatakan bahwa Indonesia secara materi dan tim tetap bersaing dengan catatan jika skuad Garuda bisa mengatasi masalah yang ada.
"Mereka lebih maju dan berkembang, kalau kita jalan di tempat juga tidak. Saya masih tetap yakin secara materi dan tim tetap bagus," kata Loudry Maspaitella saat ditemui jelang pertandingan Indonesia Vs Vietnam.
Selain itu Loudry mengungkapkan bahwa Indonesia harus mengatasi kekurangan yang ada. Hal ini, menurutnya, bisa menjadi penghambat performa maksimal tim di lapangan.
“Gak usah lawan Thailand, lawan Filipina aja bisa sampai 3-2. Kalau dengan kondisi yang sama, lawan Kamboja pun kita akan kesulitan,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa banyak persoalan di luar teknis permainan yang tidak terlihat oleh publik, namun berdampak besar terhadap hasil pertandingan. Loudry mengibaratkan kondisi tersebut seperti fenomena gunung es.
Load more