tvOnenews.com - Ridwan Adi Satria Marta sigap untuk mendampingi pelarih tuna netra, Susan Unggu selama gelaran ASEAN Para Games 2023 Kamboja.
Susan bermain dalam pertandingan para-atletik nomor lari 400 meter kualifikasi T11 ASEAN Para Games 2023 Kamboja di Stadion Nasional Morodok Techo Kamboja, Phnom Pehn pada Jumat (9/5/2023).
Ridwan menuntun susan yang menggunakan penutup mata untuk meletakkan kedua kakinya di start block, dengan sigap Ridwan pun menyempurnakan posisi tangan Susan jelang perlombaan.
Ridwan kemudian berada di start block miliknya dan mengaitkan satu jari tangan kanannya pada tali pendek yang menghubungkannya dengan Susan.
Setelah suara pistol tanda pertandingan dimulai, keduanya pun berlari sekencang-kencangnya. Rasa percaya dari tali pendek itu pun diimbangi dengan Ridwan yang memandu Susan untuk terus berada di lintasannya.
Kata-kata motivasi dan panduannya itu membuat Susan bisa mencapai garis finis dan meraih medali perak di perlombaan itu.
Ridwan merupakan satu dari banyak pendamping atlet para-atletik, dia pun menceritakan awal pertemuan keduanya.
"Saya dengan Susan sudah dua tahun lebih. Jadi kita tahu karakternya," kata Ridwan.
Ridwan menyebut pendamping lari adalah orang yang paling dekat dengan atlet para-atletik dengan keterbatasan dalam penglihatan. Ridwan menyebut guide runner layaknya mata bagi pelari tuna netra seperti Susan.
Dia mengakui hubungan guide runner dan atlet tidak hanya muncul dari lintasan lari saja. Keduanya pun punya hubungan lebih untuk bisa saling memahami, baik itu memberikan semangat dan menampung perasaan dari atlet.
Berbeda dari Ridwan, ada Wisnu Primaastama yang menjadi pelatih atlet cabang olahraga boccia, Gischa Zayana.
Boccia menjadi cabor yang hanya dimainkan di paralimpiade atau para games. Atlet yang bisa memainkan cabor ini pun hanya penyandang cerebral palsy (CP) yang menggunakan kursi roda.
Wisnu tidak hanya berperan menjadi pelatih, tapi juga mendampingi Gischa dalam latihan maupun pertandingan.
Penyandang CP memiliki emosi yang selayaknya anak-anak meski sudah memasuki usia remaja. Sebut saja saat Gischa hampir kalah saat final melawan atlet Vietnam, Nguyen Nhat Uyen.
Wisnu dengan sigap menghampiri Gischa di tengah lapangan dan menyeka air matanya. Dia pun memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat Gischa.
"Jangan menyerah dulu, jangan menangis, pertandingan belum selesai," kata Wisnu.
Akhirnya Gischa memenangkan pertandingan di laga itu dan meraih emas pertamanya di ASEAN Para Games.
Bagi Wisnu, Gischa bukan hanya sekadar anak penyandang cerebral palsy. Dia adalah atlet lengkap yang memiliki skill lengkap di BC2 female.
(hfp)
Load more