Jakarta - Ustaz Abdul Somad blak-blakan mengungkap keutamaan membaca surat Al-Kahfi di malam Jumat, begitu juga pada hari Jumat.
Selain itu, ustaz Abdul Somad mempertanyakan, mengapa saat ini manusia bisa melihat sekitarnya. Ia menjawab, hal itu bukan karena mata, tetapi karena ada cahaya yang diberikan Allah SWT.
"Kalau tak ada cahaya, maka hilang semuanya. Kalau tak ada cahaya matahari besok, tenggelam alam semesta. Makanya kita bisa melihat mana bengkok mana batil, itu karena adanya cahaya," ujarnya.
Ilustrasi Jemaah sedang Berdoa Setelah Sholat
Lanjutnya menjelaskan, apabila umat Islam ingin mendapatkan cahaya pada Jumat depan, maka bacalah surat Al-Kahfi.
"Maka malam Jumat, siang Jumat, petang Jumat, baca surat Al-Kahfi," katanya.
Bahkan, ustaz Abdul Somad katakan, jika ingin membedakan dajal dan jika ingin selamat dari fitnahnya dajal. Maka, ia katakan, bacalah surat Al-Kahfi.
"Nah ini tentang keutamaan membaca surat Al-Kahfi," tuturnya.
Kemudian, ustaz Buya Yahya juga jelaskan, keutamaan membaca surat Al-Kahfi itu juga untuk terhindar dari fitnahnya dajal. Sebab, dajal itu fitnahnya sungguh dahsyat.
"Maka dari itu, orang yang tidak mempunyai iman percayah betul dengan dajjal. Orang dajal itu bisa datangkan hujan, bisa buat orang mandul, bisa juga buat orang hamil, bahkan disuruhnya bumi keluar padi, keluar padi, orang mati pun bisa hidup. Maka setelah itu banyak beriman dengan dajal," ucap ustaz Khalid Basalamah seperti yang dilansir dari kanal YouTube al-Bahjah TV, Kamis (20/10/2022).
Namun, bagi orang beriman dan ahli iman tidak bisa tertipu daya oleh dajal. Kemudian, ia juga mengingatkan, jangan pernah takut kepada dajal, maka dari itu bentengi diri dengan iman.
"Nah, baca nanti surat Al-Kafi, agar terhindar dari fitnah dajal," pungkasnya.
Berikut surat ke-18 Al-Kahfi, yang dilansir dari tafsirweb.com, dengan keterangan arti surat tersebut, yakni penghuni penghuni gua. Surat ini hanya sampai ayat 1 - 10 saja, berikut ayat-ayatnya.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ
al-ḥamdu lillāhillażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba wa lam yaj’al lahụ ‘iwajā
Artinya:
1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا
mākiṡīna fīhi abadā
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا
wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā
4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”.
مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا
mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā
5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا
fa la’allaka bākhi’un nafsaka ‘alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
innā ja’alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu ‘amalā
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
wa innā lajā’ilụna mā ‘alaihā ṣa’īdan juruzā
8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا
am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā ‘ajabā
9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā
10. (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Semoga ayat-ayat dan penjelasan keutamaan surat Al-Kahfi yang ditulis tersebut, dapat menjadi ridoh dan bermanfaat bagi pembaca. (Aag)
Load more