tvOnenews - Sholat istikharah merupakan sholat sunnah dalam rangka meminta petunjuk dan keberkahan kepada Allah.
Misalnya, seseorang yang sedang bingung dalam menentukan jodoh, suatu pekerjaan dan lain-lain. Maka dari itu Nabi menganjurkan untuk melakukan sholat istikharah dua rakaat.
img: Freepik/Garakata_Studio
Sholat sunnah istikharah bisa dilakukan kapan saja dan tidak ditentukan oleh waktu. Namun, waktu terbaik dalam melaksanakan Sholat istikharah adalah malam hari setelah melakukan sholat isya, atau bisa kamu kerjakan setelah tidur terlebih dahulu.
Sebab, saat melaksanakan sholat istikharah pada malam hari diharapkan kamu bisa meningkatkan kekhusyuan dalam meminta petunjuk pada Allah SWT.
Sayyid Sabiq menjelaskan, sholat istikharah boleh berupa shalat sunnah apa saja. Baik sholat sunnah rawatib, sholat sunnah tahiyatul masjid, maupun sholat sunnah lainnya. Yang penting, setelah sholat sunnah dua rakaat, ia berdoa kepada Allah dengan doa istikharah.
Seperti sabda Rasulullah SAW, "Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kami cara mengerjakan sholat istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami Surat Al Qur’an."
Beliau SAW bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu, hendaklah terlebih dahulu mengerjakan sholat dua rakaat selain sholat fardhu, lalu berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu"
img: Freepik/h9images
Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan sholat istikharah jika kamu bingung dalam menentukan suatu pilihan dan minta petunjuk yang terbaik kepada Allah. Berikut ini tata cara sholat Istikharah,
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
"Ushollii sunnatal istikhooroti rok’ataini lillaahi ta’aalaa”
Artinya: Aku berniat shalat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala
img: iStockPhoto/mkitina4
Berikut bacaan doa shalat istikharah yang dibaca seusai salam:
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ .... خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
"Alloohumma innii astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudrotik, wa as-aluka min fadhlikal adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alaamul ghuyuub."
"Alloohumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (...) khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii faqdurhu lii wayassirhu lii tsumma baariklii fiih." "Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdur lil khoiro haitsu kaana tsumma ardhinii."
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib.
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku.”
img: Freepik/faizaminudin
Bagaimana kita telah mengetahui hasil dari sholat Istikharah bahwa Allah telah menentukan pilihan terbaiknya, biasanya jawaban hasil dari sholat istikharah bisa melalui sebuah mimpi dari Allah.
Sesungguhnya hasil merupakan kemantapan hati, yakni hati kamu lebih condong ke sebuah pilihan yang mana dan terasa lebih baik.
Dilansir dari laman VIVA.co.id, Imam An Nawawi menjelaskan: Setelah istikharah, seseorang harus mengerjakan apa yang ia rasa baik untuknya. Selain itu, hendaknya ia benar-benar bebas dari kehendak pribadi.
Jadi jangan sampai ada perasaan ini pilihan terbaik, sebelum mengerjakan sholat istikharah. Karena jika demikian, sama halnya tidak istikharah atau kurang tawakal pada pengetahuan dan kekuasaan Allah.
Dalam Fiqih Manhaji diterangkan, setelah sholat istikharah dan berdoa dengan doa istikharah, hendaklah ia memeriksa hatinya.
“Apabila ia merasa dicerahkan Allah, ia dapat melanjutkan apa yang diniatkannya. Jika tidak, ya tidak,” tulis Syaikh Musthafa Al Bugha.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menasehatkan, jika pada sholat istikharah pertama belum mendapat petunjuk, maka ulangilah sholat itu hingga tujuh kali. Karena Ibnu Sunni meriwayatkan,
“Hai Anas, jika engkau menginginkan sesuatu, maka mintalah petunjuk kepada Allah sebanyak tujuh kali. Setelah itu, lihatlah urusanmu mana yang masuk dalam hatimu pertama kali karena di situlah tempat kebaikan. Dan jika ada udzur hingga tidak sempat sholat istikharah, maka mintalah petunjuk dengan berdoa.” (Mzn)
Load more