Berapa Hari Puasa Rajab? Buya Yahya Jelaskan Cara Berpuasa yang Dianjurkan agar Tidak Keliru
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Puasa Rajab merupakan salah satu amalan sunnah yang dinantikan oleh umat Muslim. Biasanya pelaksanaan amalan ini terjadi di dalam bulan Rajab.
Akan tetapi, banyak umat Muslim bertanya berapa hari puasa di bulan Rajab. Sebab tidak ada dalil yang mengesahkan kewajiban berpuasa di bulan haram tersebut.
Pengasuh LPD Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menjelaskan cara puasa Rajab yang dianjurkan. Hal ini menyusul ada banyak versi terkait cara dan berapa hari berpuasa di bulan Rajab.
Agar tidak mengundang kekeliruan, Buya Yahya menjelaskan dari berbagai perspektif beberapa mazhab ulama. Tujuannya agar tidak memunculkan spekulai tentang bid'ah.
"Ini uraian ulama empat Mazhab tentang puasa Rajab. Kita tidak menyebutkan semuanya, satu saja mewakili karena kita ambil pembesar-pembesar (salaf) mereka juga dari kitab-kitab yang akrab dengan mereka," ujar Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (20/12/2025).
Buya Yahya Jelaskan Ketentuan Puasa Rajab dari Mazhab Ulama
- YouTube Al Bahjah TV
Merujuk dari kitab Fatawa al-Hindiyah, Juz 1, hal 202, karya Syaikh Nizhamuddin al-Balkhi, hal-hal yang disunnahkan tentang puasa sunnah terletak di bulan haram.
Buya Yahya menjelaskan, dalam penjelasan Mazhab Imam Hanafi, puasa disunnahkan di bulan haram. Adapun bulan yang disucikan dalam agama Islam tersebut, ialah bulan Dzul'qadah, bulan Rajab, bulan Sya'ban, dan bulan Muharram.
"Ini perkataan ulama lho. Yang pertama adalah puasa di bulan Muharram, yang kedua puasa bulan Rajab, yang ketiga adalah puasa bulan Sya'ban, yang keempat puasa Asyura di 10 Muharram," jelasnya.
Lebih lanjut, pengasuh LPD Al-Bahjah itu mengambil perspektif dari Mazhab Imam Maliki. Ia mengatakan, puasa yang disunnahkan juga salah satunya terletak di bulan Rajab.
"Rajab pertama dan disunnahkan untuk puasa bulan-bulan haram yang lainnya, paling utamanya adalah bulan Muharram. Ada bulan Dzul'qadah, bulan Dzulhijjah," terangnya.
Mengacu dari kitab Syarh al-Kharsyi 'ala Mukhtashar Khalil oleh Muhammad bin Abdullah Al-Kharsyi, dalam Mazhab Imam Malik, puasa juga disunnahkan di bulan haram, salah satunya bulan Rajab. Begini bunyinya:
(والمحرم ورجب وشعبان ) يعني : أنه يستحب صوم شهر المحرم وهو أول الشهور الحرم , ورجب وهو الشهر الفرد عن الأشهر الحرم ) اه وفي الحاشية عليه : ( قوله : ورجب ) , بل يندب صوم بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذو القعدة فالحجة ) اه
Artinya: "Muharram, Rajab dan Sya’ban. Yakni, disunnahkan berpuasa pada bulan Muharram (bulan haram pertama), dan Rajab (bulan haram yang menyendiri." Dalam catatan pinggirnya: "Maksud perkataan pengaram, bulan Rajab, bahkan disunnahkan berpuasa pada semua bulan-bulan haram yang empat, yang paling utama bulan Muharram, lalu Rajab, lalu Dzul Qa’dah, lalu Dzul Hijjah."
Buya Yahya menjelaskan dari Mazhab Imam Syafi'i. Puasa juga disunnahkan di bulan haram. Urutan lebih jelasnya, yang paling utama adalah Muharram.
"Allah mengkhususkan bulan-bulan hurum dan mengutamakan di antara lainnya, Muharram, Rajab, Dzul'qadah, Dzulhijjah. Selesai. Itu pendapat dari Mazhab Imam Syafi'i, Mazhab kita," paparnya.
"Langsung aja Imam Nawawi. Qaala Ashabuna berkata, dari ulama Mazhab Syafi'i, yang termasuk puasa disunnahkan puasa di bulan haram, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Yang paling utama adalah Muharram," sambungnya.
Sementara, Buya Yahya mengatakan, Imam Ahmad menyebutkan puasa sunnah di bulan Rajab adalah makruh. Ia menegaskan, tidak ada penyebutan terkait bid'ah terkait berpuasa di bulan Rajab.
Berapa Hari Puasa Rajab?
- iStockPhoto
Kata Buya Yahya, melalui Mazhab Imam Hambali, puasa sunnah selama satu bulan penuh di bulan Rajab adalah makruh. Sementara Imam Ahmad, menyarankan puasa sunnah dikerjakan tidak berturut-turut.
"Hendaknya dibolong deh satu hari atau dua hari atau lebih, yang penting jangan khusus full 30 hari. Dengan begitu, tidak jadi makruh," ucapnya.
Buya Yahya menjelaskan alasan puasa sunnah tidak boleh dikerjakan selama satu bulan penuh. Khawatirnya akan berubah menjadi layaknya seperti puasa 30 hari di bulan Ramadhan.
"Kalau emang nggak biasa puasa full satu tahun, maka hendaknya dia berpuasa di bulan Rajab diiringi dengan bulan setelahnya, Sya'ban, atau sebelumnya," bebernya.
Ia memaparkan dari hadis Ibnu Abbas, puasa setidaknya dikerjakan minimal 1-2 hari. Mengacu dari Buku Harian Orang Islam karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, menjelaskan Ibnu Abbas meriwayatkan hadis terkait Rasulullah SAW mempraktikkan puasa sunnah Rajab:
"Nabi berpuasa (di bulan Rajab) sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau akan berpuasa (di bulan Rajab) seluruhnya. Lalu, beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau tidak akan berpuasa (bulan Rajab) seluruhnya."
Buya Yahya menjelaskan kesimpulannya dari mayoritas Mazhab ulama. Setidaknya dibolong 1-2 hari agar menghilangkan kemakruhan dan tetap berpegang pada hukumnya bersifat sunnah.
"Yang kedua, disambung dengan puasa di bulan sebelum Rajab. Ketiga, disambung setelah Rajab agar tidak mengkhususkan di bulan Rajab. Yang keempat, dengan berpuasa di hari apa pun di selain bulan Rajab, Puasa Senin Kamis," tukasnya.
(hap)
Load more