Benarkah Meninggal Dunia di Atas Kasur Dapat Pahala Mati Syahid? Ulama Beri Penjelasan
- Pixabay
tvOnenews.com - Kematian yang baik atau husnul khatimah menjadi harapan bagi seluruh umat Muslim. Mereka menginginkan dapat pahala mati syahid setelah meninggal dunia.
Merujuk dari NU Online, secara harfiah, mati syahid memiliki definisi sebagai kematian mulia atas pemberian dari Allah SWT. Seorang hamba meninggal dunia karena gugur dalam keadaan tertentu.
Orang mukmin menganggap yang gugur dalam medan perang pasti mendapat pahala mati syahid. Padahal, jika mengacu pada penjelasan ulama, golongan orang mati syahid tidak hanya melalui peperangan.
Ada beberapa golongan yang mati syahid di akhirat tidak dalam kondisi gugur di medan peran, tetapi bisa meninggal dunia dalam situasi lain, seperti dicabut nyawanya di atas kasur.
Pertanyaan yang sering muncul, "apakah benar meninggal dunia di atas kasur dapat pahala mati syahid?". Berikut penjelasan para ulama terkait kasus seperti ini agar tidak keliru:
1. Buya Yahya
- YouTube
Buya Yahya mulanya mendapat pertanyaan dari seorang jemaah terkait mati syahid. Sang jemaah mengambil sebuah hadis riwayat dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu 'Anhu mengenai meninggal di atas kasur.
Buya Yahya membenarkan para syuhada yang mendapat pahala mati syahid tidak hanya di medan perang. Melalui hadis riwayat itu, meninggal di atas kasur juga menjadi bagian syahid di akhirat.
"Betul itu riwayat-riwayat yang benar. Bahkan ada juga riwayat yang serupa, intinya di antara banyak orang mati syahid dan umatku adalah di atas kasur," ujar Buya Yahyaa.
Dilansir tvOnenews.com dari Maribaraja, hadis riwayat terkait para syuhada mati syahid di atas kasur, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
Artinya: "Barangsiapa mengharapkan mati syahid dengan jujur (sungguh-sungguh), maka Allah akan mengangkatnya sampai ke derajat para syuhada’ meski ia meninggal dunia di atas tempat tidur." (HS. Muslim: 1909).
Buya Yahya menjelaskan alasan ada beberapa golongan mati syahid selain ikut di medan perang. Ia mengatakan, hati seorang mukmin mendorong dan menentukan apakah syahid akhirat atau tidak.
Ia mencontohkan syahid dari hati yang tulus. Orang yang sedekah, melakukan amal kebajikan, dan sebagainya disertakan dengan hati, maka sudah masuk kategori mati syahid.
"Kenapa? Kerinduannya adalah untuk berjuang di jalan Allah. Kau ingin mati syahid, setiap hari doa mati syahid tahunya pelitnya ada, ini nggak rindu. Seandainya ada seruan perang pun, dia tidak akan mau berperang," jelasnya.
Lebih lanjut, Pengasuh LPD Al-Bahjah, Cirebon itu mengambil kisah dari sahabat Nabi Muhammad SAW, Khalid bin Walid. Sosok yang satu ini dikenal sangat garang dalam urusan di medan perang.
Khalid bin Walid masuk dalam salah satu toko Islam yang populer. Ia juga mendapat julukan "Pedang Allah" atau "Saifullah".
Sebelum memeluk agama Islam, Khalid bin Walid memang sudah mencatatkan namanya ahli perang. Ia sangat pintar menunggangi kuda hingga jago urusan memanah.
Merujuk dari dokumen unggahan Repository UIN Raden Fatah, Khalid bin Walid mulai dtunjuk sebagai pemimpin memegang bendera perang. Penunjukkan tersebut langsung dari Rasulullah SAW usai ketiga pemimpin perangnya gugur, yakni Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah.
Kecerdikannya semakin menggila saat menjadi pemimpin perang. Tak heran memperoleh julukan Pedang Allah.
Meski begitu, Khalid bin Walid tidak gugur dalam medan perang, melainkan di atas kasur. Ia wafat dalam usia 60 tahun, tepatnya di Hims pada 18 Ramadhan tahun ke-21 Hijriah.
"Banyak kerinduan terhadap Sayyidina Khalid bin Walid yang begitu dahsyatnya atas kerinduan perang, tetapi harus mati di Medan laga. Tahu-tahunya nggak wafat di medan laga, tetapi di atas kasur," bebernya.
Maka dari itu, meninggal dunia di atas kasur juga menjadi bagian mati syahid. Ia mencontohkan hal lainnya, seperti membeli kuda untuk bagian jihad, mengajari anak-anak dan sebagainya itu juga mati syahid.
2. Mati Syahid Versi Ulama
- Rizek Abdeljawad-Xinhua
Mengacu dari NU Online dan laman Dompet Dhuafa, dalam syariat agama Islam, para ulama sesungguhnya membagikan kategori syahid menjadi tiga: Pertama, syahid dunia akhirat, syahid dunia, syahid di akhirat.
- Syahid Dunia-Akhirat: Contoh kecilnya gugur di medan perang demi melawan musuh agama Islam.
- Syahid Dunia: Wafat saat berada di medan perang, tetapi tidak dengan hati yang ikhlas.
- Syahid Akhirat: Mendapatkan pahala syahid namun meninggal tanpa perang.
Apakahh Benar Meninggal Dunia di Atas Kasur Termasuk Mati Syahid?
Ketentuan sebab kematian menjadi penentu bagi para ulama yang mati syahid.
Syahir tidak dalam bentuk lokasi atau posisi meninggal, tetapi contoh simpel lainnya jika merasa sakit berat, sabar, dan ketabahan juga menjadi bagian syahid. Ia juga bisa mendapat pahala syahid meskipun wafat di atas kasur.
(hap)
Load more