Apakah Benar Napas Mengorok saat Sakaratul Maut Jelang Meninggal Dunia Tanda Su'ul Khatimah?
- Freepik
tvOnenews.com - Napas mengorok saat detik-detik meninggal dunia sebagai fenomena kematian menimbulkan kecemasan. Pandangan umum terkait ngorok tanda ruh berjuang sedang keluar dari jasadnya.
Sebagian lainnya menganggap napas mengorok atau napas berat menjadi indikasi sebagai tanda su'ul khatimah. Su'ul khatimah secara harfiah dalam agama Islam berarti akhir yang buruk.
Sebagai umat Muslim, tentu harus mempelajari betul tentang syariat agama Islam dan medis agar tidak salah kaprah, khususnya mengenai tanda su'ul khatimah dari napas mengorok saat sakaratul maut.
Terkait hal ini, napas mengorok sebagai indikasi su'ul khatimah dalam kondisi sakaratul maut menjadi pembahasan ulama. Tim tvOnenews.com kali ini menggunakan pendapat dari Buya Yahya.
Penjelasan Buya Yahya terkait Napas Mengorok Jelang Meninggal Dunia
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Dalam akun YouTube resmi LPD Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon, Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang jemaah. Hal ini terkait dengan ciri-ciri husnul khatimah dari napas mengorok saat sakaratul maut.
"Dalam keadaan sakaratul maut lalu mengorok meskipun hanya beberapa detik saja, apakah itu pertanda yang tidak baik? Apakah benar demikian Buya?," tanya seorang jemaah dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Minggu (30/11/2025).
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan sakaratul maut adalah bersifat gaib. Setiap manusia bahkan makhluk hidup lainnya pun tidak mengetahui kapan mereka dipanggil oleh Allah SWT.
Menurut Buya Yahya, hal itu sudah menjadi takdir dari Allah SWT. Manusia yang berusaha mencari kapan dirinya meninggal dunia tidak bisa menemukan jawabannya.
"Adapun keadaan yang terlihat oleh kita, keadaan orang meninggal yang terlihat oleh kita bukan ukuran, apakah dia husnul khatimah atau tidak yang tahu hanya Allah," ungkap Buya Yahya.
Kebanyakan orang menganggap napas mengorok masuk bagian gejala zahir dalam perkara kematian. Merujuk dari Alodokter, perubahan napas sebagai gejala akan mengalami sakaratul maut.
Pernapasan akan kurang teratur. Napas akan menjadi dalam dan cepat, meski tak menghalangi adanya potensi mengalami jeda di sela tarikan napas dengan ukuran beberapa waktu.
Urusan napas mengorok, kata Buya Yahya, tidak boleh menyimpulkan nasib seseorang akan ditutupi dengan yang buruk. Penilaian itu adalah perbuatan yang tidak boleh terjadi dalam kehidupan.
"Anda tidak perlu berprasangka yang macam-macam. Dalam kematian pokoknya kata Nabi, itu ada sakaratul maut," terangnya.
Ia mengingatkan sakaratul maut adalah kondisi yang begitu menakutkan. Buya Yahya tak membantah setiap orang akan mengalami fenomena seperti itu.
Napas mengorok menunjukkan ciri-ciri jasadnya sulit keluar. Ini sebagai tanda banyak dosa lantaran hidupnya disebut berakhir yang buruk.
Pendapat ini berbeda dengan Buya Yahya. Pengasuh LPD Al-Bahjah itu menyebut orang yang kesusahan dalam sakaratul maut sebagai tanda menghapuskan dosa-dosa kecil di semasa hidupnya.
"Dihabiskan dosa-dosanya dan setelah itu akan masuk surga. Dia diampuni karena merasakan sakit. Makanya jangan suudzon matinya susah," tegasnya.
Buya Yahya kembali mengingatkan tanda su'ul khatimah atau husnul khatimah hanyalah Allah yang Maha Mengetahui nasib hamba-Nya di akhirat. Ia mengimbau umat Muslim tidak boleh prasangka buruk.
"Itu harga mati, sudah. Kalau ada tadi ngorok lha itu manusia. Awas hati-hati, jangan biasa prasangka buruk pada orang meninggal dunia tidak diperkenankan sama sekali," jelasnya.
Lebih lanjut, Buya Yahya mencontohkan ciri-ciri sakaratul maut terlihat tenang. Ia mengatakan setenang-tenangnya, pasti akan merasakan rasa sakit yang dahsyat.
Hanya saja setiap orang memiliki perbedaan dalam menghadapi urusan sakaratul mautnya. Jika yang tenang, maka berakhir dengan damai, apabila kesusahan maka sebagai tanda menghapus dosa-dosanya.
"Mereka tidak melihat apa yang terjadi di saat dia dicabut nyawanya. Bisa jadi mereka semuanya adalah termasuk golongan orang yang di saat dicabut nyawanya diperlihatkan surga sehingga tenang," tukasnya.
(hap)
Load more