Teks Khutbah Jumat Singkat 28 November 2025: Bencana Sumatera, Peringatan Keras agar Tidak Kufur Nikmat
- Antara
tvOnenews.com - Situasi bencana Sumatera menjadi pembahasan menarik dalam teks khutbah Jumat singkat. Tujuannya sebagai refleksi diri terhadap kenikmatan dari Allah SWT.
Dalam teks khutbah Jumat singkat ini, bencana Sumatera terjadi baru-baru ini sangat memilukan. Dari bencana banjir bandang, longsor hingga gempa bumi menerpa beberapa wilayah Sumatera.
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Aceh menjadi wilayah paling terdampak banjir. Berdasarkan keterangan dari BNPB, Kamis (26/11/2025), cuaca ekstrem melanda Sumatera sejak Senin, 24 November hingga Selasa, 25 November 2025.
Publik menyoroti banjir bandang melanda di Sumatera Utara, khususnya di Sibolga. Dari banjir tersebut, banyak kayu dan pepohonan yang ditebang terseret aliran banjir.
Tentu dari potret bencana Sumatera, momen refleksi diri agar tidak kufur nikmat menjadi tema utama dalam pembahasan ceramah khatib. Hal ini berguna untuk mengisi waktu kultum shalat Jumat, 28 November 2025.
Tim tvOnenews.com telah mengambil judul teks khutbah Jumat singkat untuk pelaksanaan shalat Jumat, 28 November 2025, bertajuk "Bencana Sumatera, Peringatan Keras agar Tidak Kufur Nikmat".
Teks Khutbah Jumat Singkat: Bencana Sumatera, Peringatan Keras agar Tidak Kufur Nikmat
- ANTARA/Yulius Satria Wijaya
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Hadirin sidang shalat Jumat sekalian,
Marilah, pertama-tama khatib mengajak kita semua untuk memulai khutbah Jumat ini dengan mengucapkan hamdalah. Marilah kita senantiasa memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk kita selalu dalam lindungan-Nya.
Tak lupa, marilah kita senantiasa melantunkan sholawat serta salam kepada Baginda kita, Nabi Muhammad SAW. Berkat beliau, kita masih diberikan kesehatan dan mendapat hirup udara segar atas nikmat dari Allah SWT.
Kaum muslimin rahimahumullah,
Kita mendapatkan kabar duka, mungkin dari kita sendiri turut merasakan. Peristiwa bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera tidak hanya berbentuk ujian nasib, tetapi bisa menjadi bentuk peringatan keras dari Allah SWT.
Dari ujian terjadi di Sumatera, waktu inilah saatnya kita terus merenungkan diri jangan sampai kita masuk golongan hamba yang terlena dengan kufur nikmat dan melupakan Allah. Bahwasanya, Allah Maha Pemilik Segala Anugerah.
Sebagaimana diketahui, musibah alam, baik itu banjir, gempa bumi, erupsi, tanah longsor sangat berpotensi merenggut harta. Tidak hanya itu, rumah bahkan nyawa juga menjadi bagian betapa bahayanya bencana alam.
Dampak dari bencana alam, saudara kita yang tinggal di wilayah terdampak harus terpaksa mengungsi. Mereka juga mau tak mau mengikhlaskan setelah kehilangan tempat tinggal, dan menghadapi penderitaan.
Dari kondisi seperti ini, semestinya kita menyadari dan membuka mata dan hati kita, bahwa dunia ini hanya sementara. Betapa rapuhnya kehidupan manusia seiring perkembangan zaman.
Tanpa kita sadari, musibah dan bencana alam dikenal dengan istilah wake-up call, "bahwa semua nikmat dan kenyamanan bisa hilang dalam seketika". Artinya, tidak ada kenikmatan yang bersifat abadi.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Dalam dalil Al-Quran, Allah SWT telah berfirman melalui Surat Ar-Rum Ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum, 30:41).
Ayat ini memiliki tafsir, setidaknya memberikan pesan akan adanya peringatan dari alam. Imbauan tersebut mengacu pada kondisi manusia yang lalai, serakah, mengeksploitasi alam hingga mengabaikan rasa rsyukur.
Dari sinilah, kenikmatan yang berubah menjadi kufur sangat berbahaya. Allah bisa menurunkan ujian agar manusia kembali kepada-Nya.
Dalam Surat Ibrahim Ayat 7, adanya peringatan yang membuang arti dari kenikmatan, Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras." (QS. Ibrahim, 14:7).
Dari dua ayat tersebut, fenomena bencana di Sumetara sebagai bahan refleksi dan cerminan diri, "apakah kita telah membuang kenikmatan aman, sehat hingga rezeki dan lingungan yang selalu bersahabat dengan kita? Apakah kita pantas mendapatkan peringatan dari Allah?
Ibadallah,
Musibah di Sumatera telah membuka mata hati kita. Bencana yang terjadi sebagai momentum muhasabah serta mengintrospeksi diri pribadi.
Allah SWT sesungguhnya sedang memanggil kita. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki akhlak hingga terhindar dari sifat rakus terhadap lingkungan. Kita juga wajib menjaga amanah terhadap karunia yang sebenarnya sedang hidup berdampingan dengan kita.
Kita mendapat anjuran, setidaknya minimal melakukan rasa syukur, taubat nasuha hingga mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Caranya bagaimana? Kita harus menjaga lingkungan, tidak merusak alam, dan tetap menjunjung tinggi hidup di bawah kesederhanaan. Ini sangat meminimalisir penyebab kehancuran bumi yang indah.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Demikianlah khutbah pertama disampaikan khatib pada sesi hari ini. Dari bencana Sumatera, marilah kita bersyukur terhadap nikmat hidup, udara, air, rezeki, dan keselamatan yang masih diberikan kesempatan kepada kita semua.
Tak lupa, khatib mengajak kita semua marilah memohon ampunan atas setiap sikap kufur nikmat. Marilah kita berjanji untuk berubah, kita tetap menjaga rasa syukur atas hidup yang sederhana, peduli sesama, menjaga amanah, dan terus berbuatlah kebaikan.
Bencana alam sangat mengkhawatirkan, karena kita tidak mengetahui apakah sanak saudara hingga orang tua kita terdampak di tengah amukan alam saat ini.
Semoga Allah melindungi saudara-saudara kita di Sumatera dan di seluruh negeri ini dari bencana. Semoga Allah memberikan keberkahan dan menjadikan musibah sekarang sebagai refleksi diri kita untuk bertaubat.
لِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kemenag RI, Quran NU Online, Tafsir Web, BNPB.
Load more