Viral Pengakuan Helwa Bachmid Nikah Siri dengan Habib Bahar bin Smith, Ulama ini Ingatkan Para Istri Bila Suami Minta Poligami
- Kolase tvOnenews.com/ Instagram @helwabachmid_, @Official_fadlunbalghoits
tvOnenews.com - Seorang model cantik, Helwa Bachmid mencurahkan isi hatinya di media sosial bahwa dirinya telah menikah siri setahun yang lalu dengan Habib Bahar bin Smith.
Kisahnya menjadi perhatian publik lantaran Helwa Bachmid mengaku tidak bahagia dan ditelantarkan oleh Habib Bahar bin Smith.
Padahal, sebelumnya Habib Bahar bin Smith sudah menikah dengan wanita cantik keturunan Nabi Muhammad SAW, yaitu Syarifah Fadlun Faisal Balghoits.
Berkaca dari kasus tersebut, Buya Yahya ingatkan kepada para istri terkait poligami.
Dilansir tvOnenews.com pada tayangan Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang wanita mengenai poligami.
Jamaah tersebut bertanya kepada Buya Yahya tentang sikapnya kepada suami bila meminta izin untuk berpoligami.
Sang suami disebutkan mendapat ajaran dari gurunya yang berpoligami, berikut jawaban Buya Yahya:
“Baik yang pertama adalah untuk menyangkut ajaran guru. Tidak diperkenankan yang demikian itu (menyalahkan guru sang suami), kecuali memang guru itu menyuruh orang yang belum mampu,” jelasnya.
Menurut Buya Yahya, Poligami merupakan urusan yang sangat pribadi. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda.
“Bukan berarti muridnya harus semua berpoligami karena belum tentu sukses di mereka. Nggak bisa nggak bisa disamakan hal-hal semacam itu,” terangnya.
- Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV
Oleh karena itu, persoalan poligami tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang ringan atau disamaratakan. Terdapat banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dengan matang.
“Kemudian bagi kaum pria memang tidak semestinya semacam itu. Ngomong terus tapi nggak jelas kenapa poligaminya, itu akan menyakiti,” tuturnya.
Akan tetapi bagi seorang istri, apabila suaminya dinilai benar-benar mampu, terlebih dalam hal keadilan, maka tidak sepatutnya menolak sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah.
“Sesuatu yang dihalalkan dalam syariat, nggak mungkin Anda (istri) mengatakan saya tidak rela dan tidak boleh terjadi,” jelas Buya Yahya.
“Maka yang paling baik anda membangun komunikasi dengan suami Anda yang baik. Berdoa mengadu kepada Allah, nanti semakin Anda dekat kepada Allah semua permasalahan itu akan hilang
Bisa saja pada akhirnya sang suami membatalkan keinginannya, atau jika poligami tetap dilakukan, sang istri telah siap secara hati dan tidak lagi menyimpan luka.
“Sebab urusan sakit (hati), orang ditinggal meninggal juga sakit. Apa akan marah kepada Allah? Suami menikah lagi juga sakit, tapi apa akan marah kepada Allah?,” tanya Buya Yahya.
Di balik semua itu pasti ada hikmah. Karena itu, jangan sampai seorang istri justru semakin terpuruk dalam keadaan tersebut.
“Jangan sampai di balik kesedihan Anda membuat lebih sedih di dunia dan diakhirat,” tegasnya.
Istri juga bisa berkompromi dengan suami, misalnya boleh menikah lagi asal tidak mengeksposnya dan sebagainya. “Ini adalah sebuah perjanjian dalam rangka tawar-menawar kan,” katanya.
Sementara untuk para suami, Buya Yahya menasehati agar tidak bermain-main dalam urusan poligami.
“Sebab ada tanggung jawab besar hadapan Allah subhanahu wa ta'ala. Jangan Anda nikah sana-sini, anaknya enggak dirawat semua,” terangnya.
“Istri tidak dididik anak juga tidak dididik. Tanggung jawabnya satu istri saja besar di hadapan Allah, bagaimana dua?,” imbuhnya.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa satu anak saja sudah merupakan amanah besar di hadapan Allah, apalagi jika memiliki banyak anak dari ibu yang berbeda.
“Harus diwaspadai kadang suami yang berpoligami sudah berhati-hati agar adil. Tapi ternyata istrinya tidak benar-benar cara mendidiknya sehingga muncul iri hati dan mengatakan ayahmu tidak adil, dan seterusnya,” terangnya.
Pesan terakhir beliau ditujukan kepada anak-anak yang ayahnya berpoligami atau orang tuanya menikah lagi, jangan pernah memutus silaturahmi dan tetaplah berbuat baik kepada seluruh anggota keluarga.
“Jangan terputus silaturahmi hanya karena ibu yang berbeda atau Ayah yang berbeda. Jangan sampai terjadi perpecahan gara-gara hal yang semacam itu,” tandasnya. (kmr)
Load more