Istri Simpan Dana Bansos Sendiri Tanpa Sepengetahuan Suami, Memangnya Boleh? Begini Kata Buya Yahya
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Sebuah tanya jawab menarik terjadi dalam salah satu pengajian Buya Yahya, ketika seorang ibu bertanya mengenai hukum menyembunyikan dana bantuan sosial (bansos) dari suaminya.
Pertanyaan itu muncul karena sang ibu mengaku kerap mendapat bansos, namun tidak selalu memberi tahu suaminya sehingga kerap memicu pertengkaran rumah tangga.
Pertanyaan sederhana itu berkembang menjadi nasihat panjang dari Buya Yahya mengenai komunikasi, amanah, dan keharmonisan rumah tangga.
- Istimewa
Penanya Akui Sering Dapat Bansos, tetapi Tidak Selalu Berterus Terang pada Suami
Dalam sesi tanya jawab, sang ibu bertanya tentang kewajiban memberi tahu suami ketika menerima bantuan seperti bansos gubernur atau WPres.
Ia berkata bahwa kadang suaminya kesal karena ia tidak mengabarkan soal bantuan itu.
Berikut kutipan lengkap penanya:
“Saya mau bertanya Buya Yahya. Saya karena suka dapat bansos gitu ya. Dapat uang dari itu Pak Gubernur insyaallah sebentar lagi juga dapat Wapres Pak Gibran yang pertanyakan saya kalau dapat uang kayak seperti itu rezeki seperti itu rezeki saya atau di serahkan sama suami?."
Ia juga menyinggung soal suaminya yang jarang pulang, membuat situasi rumah tangga menjadi sering renggang.
Buya Yahya: Masalah Utama Bukan Bansosnya, tapi Komunikasinya
- YouTube Al Bahjah TV
Menanggapi hal tersebut, Buya Yahya menekankan bahwa inti masalah bukan pada uang bansos, tetapi pada kurangnya keterbukaan antara istri dan suami.
Buya Yahya berkata:
“Sudah cukup. Jangan, jangan bicarakan suami, jangan bicarakan paman, bibik, tetangga, enggak perlu.”
Ia kemudian menjelaskan bahwa ketika suami tidak bersikap buruk, tidak mengambil paksa uang istri, dan tetap menafkahi, maka tidak ada alasan untuk menyembunyikan informasi mengenai rezeki yang masuk.
Buya menegaskan bahwa keterbukaan antar suami istri penting.
“Kalau suami tidak merongrong kenapa pertanyaannya kenapa ibu tidak ngasih tahu? Untuk apa ibu kalau gak ngasih tahu? Bukan untuk keluarga. Hidup yang hidup hidup itu enggak boleh seperti itu.”
Buya juga mengingatkan bahwa setidaknya sebagian suami menganggap istri sebagai tempat untuk berbagi keluh kesah, terutama ketika sedang mengalami masalah ekonomi.
“Yang paling tepat untuk tempat merengek tentu Allah. Maksudnya ini tempat dari manusia adalah ya istrinya orang yang sangat dicintainya.”
Buya: Kejujuran Akan Memperbaiki Hubungan, Jangan Sembunyi-Sembunyi
Setelah panjang memberikan contoh dan nasihat, Buya Yahya kembali menyoroti inti masalah: seorang istri hendaknya berterus terang pada suami, terutama jika suaminya bukan tipe yang merampas uang istri.
“Kenapa? Mungkin tinggal sekarang ibu pulang nanti ibu bertanya kayak begini. Ee ibu minta maaf saya salah ini bentar lagi dapat bansos dan memang Anda berhak mendapatkan bansos,” kata Buya.
Ia melanjutkan bahwa bansos pun seharusnya menjadi penopang keluarga, bukan pemicu pertengkaran.
“Kalau manga depan bansos, sampaikan abang ini dapat yuk kita gunakan yang terbaik. Bangun komunikasi yang baik ibu sehingga suami Anda pun juga akhirnya senang pulang bukan jarang pulang.”
Buya bahkan memberi saran lucu agar istri tampil lebih manis di hadapan suami.
“Bansosnya buat beli minyak wangi, lipstik itu udah ah begitu nanti suami datang, wah enggak mau pulang, enggak mau pergi lagi ya.”
Dalam kesempatan itu, Buya juga menegaskan bahwa masalah utama adalah miskomunikasi, bukan niat buruk.
“Kurangnya ibu komunikasi yang baik. Setelah ini ibu mesra kayak penganten bau ya. Terus terang sama suami wong suaminya juga tidak ngerampas. Bang, dapat bansos nih, Bang. Yuk diatur yang baik.”
Ia juga sempat mengingatkan kepada sang suami—jika mendengar video tersebut—bahwa istrinya adalah orang baik.
Kesimpulan dari Buya Yahya
Bansos boleh digunakan istri, apalagi jika diterima atas nama pribadi. Namun lebih baik diberi tahu kepada suami, kecuali suaminya zalim atau merampas hak istri.
Transparansi adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Sembunyi-sembunyi soal uang dapat menimbulkan prasangka, kesalahpahaman, dan jarak emosional.
Komunikasi lembut dan jujur jauh lebih penting daripada besarnya bantuan yang diterima.
Load more