Puasa masuk ke dalam rukun iman yang ketiga. Selain menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan yang hukumnya wajib, Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk melipat gandakan pahala lewat puasa sunnah dan menjadi amalan umatnya untuk menyempurnakan puasa wajib.
Lewat mengamalkan puasa sunnah, sebagai umatnya akan merasa lebih disayang oleh Allah SWT dengan berbagai bentuk pertolongan seperti, dipermudahkan dalam segala urusan kehidupan, dijauhkan dari bahaya dan keburukan serta memperkuat iman seseorang yang menjalankannya.
Tentunya kita semua ingin dekat dengan sang Maha Pencipta, maka puasa sunnah bisa menjadi salah satu jalannya.
Seperti yang disebutkan dalam hadis Qudsi:
"Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangan yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya." (HR Bukhari).
Di dalam hukum Islam ada empat macam puasa yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa makruh, dan puasa haram. Ternyata memang ada beberapa waktu puasa yang diharamkan oleh agama Islam.
Lalu, kapan saja waktu puasa yang tidak diperbolehkan atau haram di dalam agama Islam?
Berikut 5 puasa sunnah yang diharamkan dalam agama Islam.
1 Syawal ditetapkan sebagai hari raya umat Islam. Setelah menahan diri dari rasa nafsu dalam menahan lapar, haus dan amarah selama 30 hari lamanya, tibalah hari kemenangan yang ditunggu-tunggu bagi seluruh umat Islam untuk merayakannya.
Maka dari itu, alasan umat Islam tidak diperkenankan untuk berpuasa pada saat Idul Fitri karena di momen inilah para umat Islam menunjukan rasa syukurnya telah mampu melalui ibadah puasa satu bulan penuh dengan lancar.
Selain itu juga Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, sementara kehidupan sosialnya untuk menjaga hubungan dengan kerabat dan keluarga ditinggalkan.
Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di dua hari raya, yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa'id Al Khudri, berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim).
Bahkan, umat Islam dianjurkan untuk mengawali hari raya Idul Fitri dengan meminum segelas air sebelum melaksanakan sholat Ied. Hal itu untuk menandakan bahwa di 1 Syawal umat Islam sudah tidak lagi berpuasa.
Hari Jumat dianggap sebagai hari yang penting dan suci dalam agama Islam, pada hari itu banyak aktivitas agama yang dilakukan. Sehingga Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak berpuasa secara individu (sendirian) di hari Jumat.
Larangan ini diperkuat dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Janganlah khususkan malam Jumat dengan sholat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu." (HR. Muslim no. 1144).
Namun, Puasa pada hari Jumat diperbolehkan oleh agama jika ingin menunaikan puasa wajib, mengqodho puasa wajib, atau membayar kafarat.
Selain itu juga berpuasa diperbolehkan apabila bertepatan dengan puasa Daud dan juga bertepatan dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Asyura, puasa Syawal, serta puasa Arafah.
Wanita yang sedang berhalangan dan nifas sangat tidak diperbolehkan berpuasa oleh agama, bahkan hukumnya dosa.
Hal ini disebabkan karena wanita yang sedang haid akan mengeluarkan banyak darah dari dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan kehilangan banyak zat besi sehingga menimbulkan gejala lemas, sakit perut, sakit kepala dan rentan terinfeksi penyakit.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari yaitu:
"Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar." (HR. Bukhari).
Akan tetapi perlu diingat lagi, wanita yang mengalami haid atau nifas juga wajib hukumnya untuk menggantikan hutang puasa tersebut dengan berpuasa di hari lainnya.
Salah satu syarat menjalankan ibadah puasa yaitu jika mampu dan mempunyai kondisi tubuh yang kuat dan sehat. Puasa yang diharamkan dalam Islam adalah orang sakit yang apabila menjalankan puasa, dapat memperburuk kondisi tubuh umatnya.
Akan tetapi, sama kasusnya dengan wanita saat haid. Disaat seseorang yang sedang mengalami sakit ini sudah sembuh maka wajib baginya untuk membayar puasanya.
Agama Islam tidak pernah mempersulit dan memaksakan umatnya untuk tetap melaksanakan segala anjuran apabila keadaannya sangat tidak memungkinkan, apalagi hal itu dapat membahayakan dirinya.
Perintah ini disebutkan Allah SWT dalam Al-Quran surah An- Nisa ayat 29 yang bertuliskan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu."
Ternyata tidak hanya di hari Jumat saja yang diharamkan berpuasa, hari Sabtu juga menjadi salah satu puasa yang diharamkan. Sebab hari Sabtu merupakan rutinitas bagi orang Yahudi.
Sama persis halnya dengan puasa di hari Jumat, puasa pada hari Sabtu diperbolehkan apabila puasa wajib (bulan Ramadhan) bertepatan di hari Sabtu.
Dari Abdullah bin Busr dari saudarinya, yang bernama As-Shamma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Janganlah kalian berpuasa hari sabtu, kecuali untuk puasa yang Allah SWT wajibkan. Jika kalian tidak memiliki makanan apapun selain kulit anggur atau batang kayu, hendaknya dia mengunyahnya.” (HR. Turmudzi 744, Abu Daud 2421, Ibnu Majah 1726, dan dishahihkan al-Albani).
Memang, menjalankan puasa sunnah sebagai bentuk diri untuk meningkatkan keimanan seseorang. Tetapi ternyata, ada beberapa puasa yang sebaiknya kita tidak lakukan agar terhindar dari dosa serta marabahaya. (ayu)
Load more