Dari Old Trafford ke Tanah Suci: Kisah Mualaf Paul Pogba dalam Menemukan Hidayah dan Ketenangan Batin
- instagram Paul pogba
tvOnenews.com - Paul Pogba, salah satu gelandang paling berbakat di dunia sepak bola modern, menjalani perjalanan spiritual yang mengubah hidupnya secara drastis.
Di tengah karier gemilang bersama klub besar seperti Manchester United dan Juventus, Pogba menemukan makna hidup yang selama ini ia cari melalui agama Islam. Keputusan menjadi mualaf bukanlah langkah impulsif, melainkan hasil dari proses panjang pencarian jati diri dan dialog mendalam dengan hati nurani.
“Saya banyak bertanya pada diri sendiri tentang hidup, tentang tujuan saya. Islam memberi saya jawaban atas semua pertanyaan itu,” ujar Pogba dalam wawancara bersama The Times Life Times, dikutip dari The Independent.
Lahir dari ibu seorang muslimah dan ayah non muslim, Pogba tumbuh di lingkungan yang beragam secara budaya dan agama. Ia baru benar-benar mengenal Islam saat menginjak usia remaja, ketika banyak berdiskusi dengan teman-teman Muslim dan sang ibu.
Hidayah datang perlahan, hingga pada tahun 2012 di usia 20 tahun, Pogba memutuskan untuk mengucap syahadat.
- Instagram/@paulpogba
“Semuanya berawal ketika saya sering berdoa bersama teman-teman saya. Saat itu, saya merasakan sesuatu yang berbeda, rasa tenang yang belum pernah saya rasakan sebelumnya,” tuturnya.
Sejak saat itu, Pogba menemukan kedamaian batin yang ia sebut sebagai anugerah terbesar dalam hidupnya.
Islam Memberi Makna Baru dalam Hidup Pogba
Sejak memeluk Islam, Pogba mengaku hidupnya berubah total. Ia merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih rendah hati, dan lebih bersyukur.
Dalam wawancara dengan Sky Sports, gelandang Timnas Prancis itu menegaskan bahwa Islam memberinya arah dan ketenangan.
“Islam bukan seperti yang banyak orang lihat di media, bukan tentang terorisme atau kekerasan. Islam adalah kedamaian, rasa syukur, dan hormat pada sesama manusia,” ujarnya.
Pogba pun kerap terlihat berdoa sebelum dan sesudah pertandingan, bahkan tidak segan melaksanakan puasa Ramadan meski tengah menjalani latihan intensif.
Kesalehan Pogba tak berhenti di ritual ibadah. Ia sering meluangkan waktu untuk menunaikan umrah di sela-sela libur kompetisi dan beberapa kali menjalankan ibadah haji kecil.
Menurutnya, shalat lima waktu dan puasa bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk rasa syukur atas kesehatan dan kehidupan.
“Sejak hari itu, saya terus melakukannya. Salat membuat saya sadar akan makna meminta ampun dan bersyukur atas semua yang saya miliki,” kata Pogba.
Dalam wawancara lainnya, ia juga menegaskan bahwa Islam membuatnya lebih memikirkan kehidupan setelah mati dan memahami bahwa setiap manusia memiliki ujian masing-masing.
Kisah keistiqamahan Pogba juga menarik perhatian banyak pihak, termasuk jurnalis olahraga asal Inggris, Reshmin Chowdhury. Ia menceritakan bagaimana Pogba tetap menjalankan puasa meski sedang berlaga di Europa League 2019.
“Saya bertanya bagaimana dia mengatur puasa dan bermain. Dia hanya menunjuk ke langit dan berkata, ‘Allah membantu kita!’” kenang Chowdhury, seperti dikutip dari Sky Sports.
- Instagram/@paulpogba
Keteladanan dan Inspirasi dari Pogba
Bagi Pogba, Islam bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang menjadi manusia yang memberi manfaat. Ia meneladani kisah Muhammad Ali, legenda tinju yang juga seorang mualaf.
“Ali adalah pahlawan bagi saya. Dia berdiri untuk kebenaran saat dunia menentangnya. Sebagai Muslim, dia memberikan pesan yang baik dan menunjukkan teladan yang mulia,” tutur Pogba.
Ia pun berupaya mengikuti jejak tersebut dengan berperilaku baik, membantu sesama, dan menyebarkan kebaikan di mana pun berada.
“Hanya senyum kepada seseorang pun sudah dianggap sedekah. Itulah yang ingin saya bagikan kepada dunia,” tambahnya.
Pogba menilai bahwa Al-Qur’an telah membimbingnya dalam memahami makna kehidupan.
“Terkadang kita mempertanyakan segalanya: mengapa ini terjadi padaku? Tapi Islam mengajarkan bahwa semua sudah ditulis. Takdirmu adalah takdirmu. Nikmati, syukuri, dan jalani dengan baik,” ujarnya.
Keyakinan ini pula yang membuat Pogba tetap tegar menghadapi cobaan, termasuk saat mengalami cedera panjang dan larangan bermain karena kasus doping yang menimpanya pada 2023. Di balik semua ujian itu, Pogba selalu meyakini bahwa setiap peristiwa memiliki hikmah.
Profil dan Karier Paul Pogba hingga 2025
Paul Labile Pogba lahir pada 15 Maret 1993 di Lagny-sur-Marne, Prancis. Karier profesionalnya dimulai di akademi Manchester United sebelum pindah ke Juventus pada 2012. Di Italia,
Pogba menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia dan membantu Juventus meraih empat gelar Serie A.
Pada 2016, ia kembali ke Manchester United dengan biaya transfer fantastis senilai 89 juta poundsterling, menjadikannya pemain termahal dunia saat itu. Bersama Setan Merah, ia menjuarai Europa League dan EFL Cup di musim pertamanya.
Pogba juga berperan penting dalam kesuksesan Timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia, di mana ia mencetak gol di final melawan Kroasia.
Meski kariernya sempat menurun karena cedera dan kontroversi, hingga 2025 ia masih menjadi salah satu pemain paling berpengaruh dan dicintai penggemar.
Selain dikenal lewat skill dan visi bermain yang luar biasa, Pogba kini juga dikenal sebagai sosok inspiratif bagi umat Muslim di dunia olahraga. Ia membuktikan bahwa menjadi atlet sukses tidak harus meninggalkan nilai-nilai spiritual.
“Islam membuat saya damai, dan saya ingin dunia tahu bahwa kedamaian itulah wajah sejati agama kami,” tutupnya. (udn)
Load more