Awalnya Cuma Ayahnya yang Masuk Islam, Perempuan ini Lihat Perubahan Drastis Orang Tuanya Lebih Baik, Kini Jadi Ikut Mualaf
- Kolase tangkapan layar YouTube Baitul Maqdis Channel & RJL 5 Fajar Aditya
Saat bertugas, mantan pendeta itu mulai mendapat ujian ketika ingin mengajak salah satu targetnya, Bapak Abdullah masuk Kristen.
Tak ayal, Bapak Abdullah mengoleksi banyak bingkai bergambar Kaligrafi tulisan "Syahadat" yang saat itu dilihat oleh Rudi.
Rudi menyarankan bingkai-bingkai tersebut dicopot dan Bapak Abdullah berkenan menggantikannya dengan salib.
Setelah itu, Rudi mengalami kejadian tak terduga di tengah perjalanan pulang menuju rumah, yakni mendapat suara bisikan dua kalimat syahadat.
"Tapi bukan suaranya Bapak Abdullah. Bisikan itu di telinga beliau dan kencang sekali," tuturnya.
Kejadian ini kembali terulang ketika Rudi ingin tidur di rumah, ucapan dua kalimat syahadat selalu berdengung kencang di telinganya.
Rudi sampai meminta bantuan kepada temannya agar tetap pada jalurnya di agama Kristen.
Namun hal ini membuat bisikan "syahadat" selalu muncul dan mengganggu di setiap aktivitas Rudi.
Keresahan terjadi sehingga ia penasaran apa arti syahadat melalui buku-buku tentang Islam sejak 1988 hingga 1994.
"Satu buku yang menarik perhatian beliau itu adalah kehidupan setelah kematian," ucapnya.
Ia juga mulai dekat memahami Al-Quran sehingga memutuskan mualaf pada 13 Januari 1994.
"Papa diam nggak ngomong sama keluarga sudah mualaf. Keesokan harinya keluarga dikumpulkan kalau papa sudah masuk Islam. Kita sekeluarga kaget," paparnya.
Penolakan keras berlangsung dari pihak keluarga, bahkan kabar mualaf Rudi juga terdengar pihak gereja.
"Papa saya didatangi pihak sana ke rumah dengan muka tak enak. Mereka juga nggak mau duduk sambil berdiri tegap bertanya 'Kenapa Rudi memurtadkan 3.000 orang, bisa ikut masuk Islam?'," tuturnya.
Rudi yang dulunya sangat galak tetap melembut ketika dimaki-maki pihak gereja.
Perubahan inilah menjadi pemicu Yesi dan satu keluarga ikut mengucapkan dua kalimat syahadat.
(hap)
Load more