Teks Khutbah Jumat 5 September 2025 Terbaru: Rabiul Awal, Momentum Meneladani Rasulullah SAW
- Unsplash/David Rodrigo
tvOnenews.com - Bulan Rabiul Awal dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di bulan penuh berkah ini, umat Islam dianjurkan untuk semakin mendekatkan diri dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Khutbah Jumat 5 September 2025 mengangkat tema penting seputar Rabiul Awal sebagai momentum untuk meneladani ajaran dan keteladanan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
- freepik
Berikut ini teks khutbah Jumat berjudul "Rabiul Awal, Momentum Meneladani Rasulullah SAW" sebagaimana dilansir dari laman unida.gontor.ac.id.
Khutbah Pertama
Hadirin jamaah shalat Jumat yang insyaAllah senantiasa berada dalam limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT.
Marilah kita tidak pernah bosan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat iman dan Islam yang diberikan kepada kita. Sesungguhnya, kedua nikmat ini adalah karunia terbesar yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Tak lupa kita pun bersyukur karena Allah masih memberikan kita kehidupan hingga saat ini, sehingga kita dapat merasakan indahnya hidayah yang menuntun langkah kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga dan sahabat beliau.
Dalam kesempatan khutbah Jumat di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, marilah kita semua, termasuk diri saya pribadi, terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
- iStockPhoto
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Bulan Rabiul Awal menjadi salah satu momen yang membawa kebahagiaan besar bagi kita sebagai umat Islam. Lalu, apa yang membuat kita begitu berbahagia, dan bagaimana sebaiknya kita mengekspresikan rasa syukur tersebut?
Kegembiraan itu muncul karena pada bulan Rabiul Awal—yang juga dikenal dengan bulan maulid—terjadi peristiwa agung 14 abad silam, yakni lahirnya Nabi terakhir, junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Sungguh wajar jika hati kita dipenuhi suka cita. Bahkan Nabi Isa AS yang hidup enam abad sebelum kelahiran Rasulullah pun telah menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan beliau, dan rasa bahagia itu turut dibagikan kepada umatnya.
Dalam Surat As-Saff (61) Ayat 6, Allah SWT Berfirman:
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”
Dan bagaimana kita tidak bersuka cita? Bahkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang hidup 30 generasi sebelum Rasulullah Muhammad SAW telah lama berdoa kepada Allah SWT agar diutus seorang rasul dari kaumnya… dan ternyata kita dapat menjadi ummat dari Rasul yang didamba-dambakan tersebut.
- Pexels/Ahmar Graphy
Doa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail setelah meninggikan pondasi Baitullah tersebut termaktub dalam Al-Quran surat Al-Baqarah Ayat 129:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Lalu, bagaimana cara kita menyalurkan rasa gembira atas peringatan maulid Nabi ini?
Rasa bahagia itu sebaiknya kita wujudkan dengan meneladani akhlak dan ajaran Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan.
Salah satunya adalah dengan memperbanyak amalan sunnah yang beliau contohkan, seperti melaksanakan shalat tahajud dan menjalankan puasa sunnah.
Rasulullah sendiri dalam sebuah hadits riwayat Muslim dikisahkan bahwa beliau shalat malam hingga bengkak kakiknya. Melihat hal tersebut, ‘Aisyah istri beliau, bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
Wahai Rasulullah, untuk apa Engkau melakukan ini sedangkan dosa-dosamu yang lampau dan yang akan datang?
Maka saat itu Rasulullah SAW menjawab:
فَقَالَ “ يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ”
Rasulullah SAW bersabda, Wahai ‘Aisyah, Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?
Adapun terkait dengan puasa sunnah, salah satunya yang bisa mulai kita latih adalah membiasakan diri untuk berpuasa Senin dan Kamis.
Dalam sebuah hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Rasulullah SAW bersabda: Amalan-amalan manusia diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang apabila amalan saya diajukan dalam keadaan saya berpuasa.
- Pexels/Eslam Mohammed Abdelmaksoud
Tentunya masih banyak lagi ibadah sunnah yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, semoga kita dapat meneladani beliau dari berbagai sisi agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ، اَمَّا بَعْدُ
Sidang jumat yang dirahmati Allah SWT…
Sebagai seorang muslim, selayaknya kita juga meneladani akhlak Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrad, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاقِ
Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq.
Bagaimanakah aklaq Rasulullah itu? ‘Aisyah menjelaskan:
كَانَ خُلُقُ نَبِيِّ اللَّه ﷺ الْقُرْآنَ” رواهُ مُسْلِم
“Akhlak Rasulullah SAW adalah (sebagaimana yang ada dalam) Al-Quran”
Pada akhirnya, semoga momentum bulan Rabiul Awal yang dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini menjadi dorongan bagi kita dan keluarga untuk semakin meneladani Rasulullah SAW.
(gwn)
Load more