Siap-siap Dikepung Rezeki 'In This Economy', Ustadz Adi Hidayat Bilang Sebaiknya Lakukan.....
- muhammadiyah.or.id
Ayat ini mempertegas bahwa takwa tidak hanya menyelamatkan seseorang di akhirat, tapi juga mempermudah urusan dunia.
Dalam Islam, janji Allah dalam ayat tersebut adalah nyata. Maka, menurut UAH, rezeki yang mengalir deras bukan hanya hasil dari keringat semata, tapi buah dari kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Dalam konteks sosial hari ini, banyak masyarakat Indonesia yang terjebak pada anggapan bahwa kerja siang malam adalah satu-satunya jalan meraih kelapangan hidup.
- Freepik
Padahal, UAH mengingatkan, banyak orang yang kerjanya biasa saja, namun hidupnya lapang dan tenteram. Ini karena ada keberkahan dari Allah yang mengiringi langkah hidup mereka.
Lebih jauh lagi, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa rezeki tidak selalu berbentuk uang atau harta benda.
Ia menjelaskan bahwa kesehatan, keluarga yang harmonis, anak-anak yang saleh, hingga kedamaian batin adalah bagian dari rezeki yang sering kali tidak disadari.
"Rezeki jangan digambarkan dengan uang saja, jangan dengan materi saja. Ketenangan itu rezeki, kenyamanan itu rezeki," tegasnya.
Dalam Islam sendiri, rezeki memang memiliki makna yang luas. Dalam hadist riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya Ruhul Qudus (Malaikat Jibril) membisikkan ke dalam hatiku bahwa tidak ada seorang jiwa pun yang akan mati hingga dia menyempurnakan rezekinya dan ajalnya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam mencarinya..." (HR. Ibnu Majah No. 2144).
Hadist ini mendukung penjelasan Ustadz Adi Hidayat bahwa manusia tak perlu risau berlebihan dalam mengejar rezeki, karena bagian masing-masing sudah ditetapkan.
Yang perlu diusahakan adalah kualitas diri dan kesalehan pribadi agar rezeki itu datang dengan cara yang halal dan penuh berkah.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa takwa tidak terbatas pada ibadah formal seperti salat dan puasa.
Ia mencakup kejujuran dalam bekerja, menjauhi praktik riba, menjaga etika, serta menjauhi perbuatan maksiat. Dengan kata lain, takwa adalah bentuk kesalehan total dalam kehidupan sehari-hari.
"Takwa itu melingkupi semua aspek hidup. Bukan cuma soal sholat dan puasa, tapi juga kejujuran, kesucian hati, dan menjauhi hal-hal haram," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Load more