Mulai Sekarang Jangan Keliru Lagi, Puasa Muharram Terbaik Harus 10 Hari atau Satu Bulan? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Puasa Muharram merupakan salah satu bagian sejarah panjang dalam Islam berawal dari Nabi Musa AS.
Kala itu Nabi Musa AS menjalankan puasa Muharram sebagai bentuk syukur diselamatkan dari kejaran Firaun.
Sejak itulah, agama Islam menganjurkan umat Muslim melaksanakan puasa Muharram ketika memasuki bulan haram tersebut.
Salah satu dalil Al-Quran menganjurkan puasa sunnah di bulan haram termaktub dalam Surat At-Taubah Ayat 36, Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram." (QS. At-Taubah, 9:36).
- envato element
Melalui tafsir ayat ini, umat Muslim menggencarkan puasa Muharram sejak memasuki bulan Muharram atau Tahun Baru Hijriah.
Namun, mereka bingung ketika ingin mengerjakan puasa Muharram apakah hanya 10 hari atau selama satu bulan.
Untuk itu, Ustaz Adi Hidayat menjawab penuh terkait pelaksanaan puasa Muharram sebenarnya agar memperoleh keutamaan terbaiknya.
Ustaz Adi Hidayat mulanya mengatakan, ibadah puasa sebagai keutamaan paling dahsyat jika dikerjakan di bulan Muharram.
"Bulan al-Muharram memiliki keutamaan langsung disebutkan Nabi SAW, salah satunya adalah bulan yang saat menunaikan ibadah puasa di dalamnya, maka itu menjadi istimewa," ungkap Ustaz Adi Hidayat dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Suara Riang, Rabu (2/7/2025).
Kenapa ibadah puasa sunnah dapat tempat istimewa di bulan Muharram daripada amalan lain.
"Puasa di antara amal ibadah yang saat ditunaikan di waktu sama, kondisi sama bisa meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT juga mencegah pelakunya berbuat maksiat," jelas dia.
UAH sapaan akrabnya menerangkan, puasa bukan hanya memelihara ibadah fardhu, tetapi juga untuk mempertebal yang sunnah.
"Shalat sunnah, bacaan Al-Quran, sedekah ditingkatkan. Inti puasa memiliki kesan istimewa karena mampu dengan menunaikannya secara benar dapat mengendalikan nafsu syahwatnya," bebernya.
Ketika mengerjakan puasa, seseorang sulit berdusta dan melanggar niatnya meningkatkan takwa kepada Allah SWT.
"Para ulama memberikan garis bawah bahwa inti menunaikan puasa itu pengendalian diri," lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan jika melaksanakan puasa selama 30 hari atau sebulan, maka syahwat dalam diri terus terjaga.
Hal tersebut tidak hanya berlaku di bulan Ramadhan, tetapi juga untuk di bulan haram termasuk di antaranya Muharram.
"Itulah sebabnya ketika 30 hari atau satu bulan kita menunaikan ibadah puasa, tujuan terbesarnya adalah meningkatkan takwa dan mengendalikan nafsu," katanya.
Soal desas-desus puasa 10 hari awal di bulan Muharram, Ustaz Adi Hidayat membandingkan berbagai pendapat para ulama.
"Para ulama ada yang mengatakan karena Nabi menyebutkan bulan Muharram maka ada yang menghukumi sebanyak-banyaknya silakan," ucapnya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, tidak masalah jika hanya melaksanakan di 10 hari awal Muharram.
Bagi mereka merasa kurang terhadap keutamaan puasa 10 hari Muharram, biasanya ditambahkan dengan puasa Senin Kamis dan puasa Ayyamul Bidh.
"Ada yang menambahkan keutamaan kalau biasa Senin dan Kamis, Ayyamul Bidh ditunaikan di bulan ini, maka meningkat keutamaannya," tambahnya.
Namun yang paling utama, kata Ustaz Adi Hidayat, bisa mengacu pada sandaran hadis riwayat dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu 'Anha.
"Tanggal yang istimewa disepakati oleh ulama tanpa perbedaan dan riwayatnya tersambung dari lingkup A1, Sayyidah Aisyah mengatakan pada saat itu orang-orang Yahudi sedang menunaikan puasa di hari ke-10," tuturnya.
Melalui hadis tersebut, puasa di hari ke-10 atau dikenal puasa Asyura memiliki keutamaan dan keistimewaan sendiri.
(hap)
Load more