Teks Khutbah Jumat Singkat 27 Juni 2025: Marilah Sambut 1 Muharram dengan Sunnah, Bukan Mitos dan Takhayul
- Freepik
tvOnenews.com - Ajakan mengerjakan sunnah pada 1 Muharram bukan mengikuti kepercayaan mitos dan takhayul menjadi pembahasan dalam teks khutbah Jumat.
Melalui teks khutbah Jumat singkat ini, sebagian umat Islam ketika memasuki malam 1 Muharram atau malam 1 Suro sering percaya pada mitos.
Berbagai mitos berujung Takhayul yang paling populer berasal dari tradisi Jawa, misalnya tidak boleh keluar rumah hingga menjauhi dari segala aktivitas duniawi.
Sebab dalam tradisi, 1 Muharram khususnya malam 1 Suro dipenuhi momen nilai spiritual.
Namun, kepercayaan tersebut melupakan sunnah yang telah dianjurkan ketika memasuki 1 Muharram.
Terlebih, umat Muslim kini sudah memasuki 1 Muharram 1447 Hijriah yang jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.
Oleh karena itu, tvOnenews.com akan membagikan materi teks khutbah Jumat singkat untuk sesi ceramah shalat Jumat, 27 Juni 2025.
Teks Khutbah Jumat Singkat: Marilah Sambut 1 Muharram dengan Sunnah, Bukan Mitos dan Takhayul
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Hadirin Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang telah memberikan kita umur panjang hingga bisa menyambut bulan mulia, Muharram, awal dari tahun baru Hijriyah.
Tak lupa juga, marilah sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa cahaya, penunjuk jalan sunnah dan penolak segala bentuk kebatilan.
Jemaah sekalian rahimahumullah
Bulan Muharram bukan bulan biasa. Ia adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah.
Khatib tak bosan menyampaikan tentang bulan haram, sebagaimana dalam dalil Al-Quran mengenai keistimewaan muharram lewat Surat At-Taubah Ayat 36, Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah, 9:36).
Dalam hadis sahih, Nabi Muhammad SAW menyebut, "Muharram sebagai 'Syahrullah' atau bulan Allah." (HR. Muslim).
Maka seharusnya, kita menyambut Muharram bukan dengan budaya yang melenceng, tapi dengan amalan yang disyariatkan.
Jemaah shalat Jumat yang berbahagia dan dirahmati Allah
Di antara sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW di bulan ini adalah sebagai berikut:
1. Puasa Tasu’a dan ‘Asyura (9 dan 10 Muharram)
Anjuran mengerjakan puasa tasu'a dan puasa asyura karena memiliki keutamaan menghapus dosa setahun lalu.
Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR. Muslim)
2. Memperbanyak puasa sunah sepanjang bulan Muharram.
Ini termasuk bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah.
3. Memperbanyak dzikir, doa, dan introspeksi diri (muhasabah)
Sunnah pada bagian ini menjadi momentum terbaik sebagai bentuk hijrah spiritual dari maksiat menuju taat.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Sayangnya, sebagian umat Islam masih menyambut 1 Muharram dengan takhayul, mitos, dan ritual tanpa dasar syariat, seperti sebagai berikut:
1. Menganggap malam 1 Suro sebagai malam keramat atau hari sial.
2. Tidak menikah, tidak bepergian, bahkan menghindari hubungan suami-istri karena takut bala.
3. Melakukan ritual tolak bala dengan unsur mistik yang tak ada tuntunannya dari Nabi SAW.
Padahal dalam salah satu hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang tidak ada asalnya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari & Muslim)
Maka dari itu, mari kita tinggalkan amalan yang berbau bid’ah, syirik, dan tahayul, dan menggantinya dengan ilmu dan amal yang shahih.
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikian khatib menyampaikan khutbah pertama secara singkat pada kesempatan hari ini. Tahun baru Islam bukan ajang tradisi kosong, tapi momen hijrah.
Hijrah dari keyakinan batil menuju tauhid murni, dari ritual warisan nenek moyang menuju sunnah Rasulullah SAW.
Mari kita menghidupkan sunnah, perbanyak puasa, perbanyak amal, dan menjadikan Muharram sebagai titik balik perubahan diri. Amiin.
لِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kemenag RI, NU Online, kitab Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi karya Syaikh Shalih Al-Fauzah, ceramah Ustaz Firanda Andirja.
Load more