Sebelum Bertemu Tukang Ikan Ghaib, Ustaz Yahya Waloni Beri Tanda Mualaf usai Pelajari Perbedaan Islam dan Kristen 8 Tahun
- Tangkapan layar YouTube Rhoma Irama Official
tvOnenews.com - Kisah perjalanan mualaf Ustaz Yahya Waloni kembali gempar setelah dengar kabar sang pendakwah meninggal dunia belakangan ini.
Kabar Ustaz Yahya Waloni meninggal dunia saat khutbah Jumat di Masjid Darul Falah Minasa Upa, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 6 Juni 2025.
Pengurus masjid memberi keterangan awal kronologi Ustaz Yahya Waloni meninggal dunia sempat mendadak jatuh saat sesi khutbah Jumat kedua.
Kabar duka tersebut membuat publik kembali mengingat kisah perjalanan keputusan Ustaz Yahya Waloni mantap mualaf pada 11 Oktober 2006 silam.
Seperti diketahui, Ustaz Yahya Waloni dikenal menjadi pendeta tersohor saat memeluk agama Kristen.
- Tangkapan layar YouTube
Ustaz Yahya Waloni akhirnya menceritakan kisah perjalanan mualaf usai meninggalkan agama Kristen dan perannya sebagai pendeta.
Melalui perbincangan podcast YouTube Rhoma Irama, publik paling menyoroti keputusan mualaf Ustaz Yahya Waloni karena bertemu tukang ikan ghaib.
"Saya saat itu bertemu dengan penjual ikan. Bahkan, penjual ikan itu konon kabarnya enggak tahu siapa dan tak diketahui identitasnya," ujar Ustaz Yahya Waloni dikutip dari kanal YouTube Rhoma Irama Official, Minggu (8/6/2025).
Dalam kesempatan itu, Ustaz Yahya Waloni mengaku pertemuannya dengan tukang ikan itu sampai tiga kali tanpa henti.
Lebih menariknya lagi, pertemuan antara Ustaz Yahya Waloni dan tukang ikan tersebut selalu bertepatan pada pukul 09.45 WITA.
Tukang ikan tersebut selalu menyebut Ustaz Yahya Waloni dengan menggunakan nama Sappo yang artinya sepupu jika dikonversikan ke bahasa Bugis.
Di dalam pertemuannya, kata Ustaz Yahya Waloni, ia dan tukang ikan tersebut selalu berbicara dan bertukar pikiran mengenai agama Islam.
"Saya menanyakan kepada dia 'apa itu Islam?' Tukang ikan itu mengatakan kalau Islam sangat tinggi, luas dan bagaikan samudera yang luas. Ini baru lawan saya," jelasnya.
Uniknya, tukang ikan tersebut tidak lulus Sekolah Dasar (SD), tetapi sangat paham tentang ajaran agama Islam.
"Karena jika belajar Islam dari sekadar adzan, air zam-zam, sansekerta terkait filosofis agama, saya rasa SD pun sudah tahu," tuturnya.
Load more