Jelang Puncak Haji, Jamaah Calon Haji Indonesia Diimbau untuk Jaga Stamina dan Siapkan Perlengkapan
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Jamaah calon haji asal Indonesia diimbau untuk menjaga kebugaran fisik menjelang fase puncak ibadah haji, serta mempersiapkan perlengkapan pribadi sejak malam sebelumnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arfi Hatim, menyampaikan sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan jamaah menjelang pelaksanaan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Jaga stamina, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan sehat yang sudah tersedia," ungkap Arfi Hatim di Makkah, Arab Saudi, pada Sabtu (31/5/2025).
Mulai tanggal 8 Zulhijah atau Rabu (4/6/2025), jamaah secara bertahap diberangkatkan menuju Arafah. Dalam menghadapi fase ini, Arfi mengimbau jamaah untuk menjaga stamina, cukup beristirahat, dan mempersiapkan perlengkapan seperti pakaian ihram, kartu identitas (kartu Nusuk), obat-obatan pribadi, masker, pelindung dari panas, buku doa, Al-Qur’an, serta alat komunikasi seperti ponsel dan power bank.
"Ikuti arahan petugas kloter dan sektor, jangan panik, karena pemberangkatan dilakukan secara bertahap," katanya.
Ia juga menyarankan agar jamaah membawa persediaan air minum dan makanan ringan bila diperlukan. Selama proses ibadah, petugas haji akan senantiasa mendampingi jamaah agar ibadah dapat dijalankan dengan tenang dan khusyuk.
"Kami mengajak seluruh jamaah untuk menyambut puncak haji dengan penuh ketenangan dan keikhlasan. Semoga Allah memudahkan setiap ibadah kita, menerima semua amal, dan menjadikan kita haji yang mabrur," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan jamaah Indonesia untuk benar-benar mempersiapkan diri menyambut puncak ibadah haji, yakni saat wukuf di Arafah.
"Kita selalu wanti-wanti, seluruh jamaah haji kali ini fokusnya kepada pelaksanaan haji. Jangan sampai kita mengejar sunah tapi gagal mendapatkan yang wajib," tutur Nasaruddin Umar.
Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan ibadah haji sangat bergantung pada kesiapan jamaah, baik dari aspek fisik maupun pemahaman terhadap syarat dan rukun haji.
Pihaknya menambahkan bahwa pelayanan kepada jamaah tidak hanya sebatas pada aspek logistik seperti konsumsi, transportasi, dan tempat tinggal, tetapi juga mencakup pendalaman dan bimbingan dalam pelaksanaan ibadah secara menyeluruh.
"Boleh jadi makanan, hotel, dan kendaraan kita siapkan dengan baik, tetapi kalau rukunnya tidak dikerjakan atau syarat hajinya tidak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tidak sah. Ini yang harus kita jaga," pungkasnya. (ant/kmr)
Load more