Kenapa Shalat Id Sering Dilakukan di Lapangan? Ternyata Alasannya Kalau di Masjid…
- ANTARA
tvOnenews.com - Pada Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, umat muslim sebagian besar akan melakukan shalat id di lapangan.
Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan terdapat perbedaan shalat ied di lapangan dengan di dalam masjid berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ
Pada hadits nomor 956 riwayat Al Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Artinya: Rasulullah ﷺ biasa keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju tanah lapang,” kata Ustaz Adi Hidayat.
kemudian UAH menegaskan kata mushola yang terdapat di penghujung hadits tidak sama artinya dengan mushola yang banyak dipahami orang Indonesia.
“Jangan salah tangkap, ya, mengimajinasikan karena kalau disebutkan di Indonesia musala itu tempatnya kecil, sempit,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.
“Kalau di mal pinggir toilet, bukan, ya. Mushola yang dimaksud di sana artinya tempat salat,” imbuhnya.
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Dalam bahasa Arab, kata mushola bersifat umum dan luasnya bisa lebih besar daripada masjid.
“Kalau dirujuk lagi ke situasi zaman Nabi ﷺ apabila disebutkan musala berarti bukan masjid. Tempat di luar masjid yang biasanya biasanya lapangan,” tegasnya.
Alasan dipilihnya lapangan saat itu karena ukuran masjidnya masih kecil.
“Antum jangan lihat masjid nabawi sekarang yang sudah jauh mengalami perluasan berkali-kali lipat,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Seusai Nabi ﷺ diperintahkan untuk puasa di tahun kedua hijriah, yang masuk Islam semakin banyak sehingga masjidnya tidak sanggup menampung.
Kemudian Rasulullah ﷺ mengajak kepada para sahabat untuk shalat di luar masjid dan menuju lapangan yang lebih luas.
“Jadi yang dimaksudkan musala itu tempat lapang yang luas. Maka pertimbangannya, bila masjidnya lebih sempit dibandingkan lapang yang ada,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Tapi kalau kemudian masjidnya lebih luas dibandingkan lapangannya atau cukup menampung jamaah sedangkan keadaan lapangan tidak kondusif maka di masjid lebih afdol,” sambungnya.
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Kembali kepada masjid Nabawi yang saat ini sudah jauh lebih luas, bahkan di Madinah tidak ada lapangan luasnya sebesar masjid maka masyarakat setempat melaksanakan shalat id di masjid Nabawi.
“Masjid Nabawi sudah lebih dari cukup. Menampung orang Indonesia pun yang pada umroh dari Papua sampai dengan ke Aceh shalat iednya pasti di masjid,” katanya.
Hal serupa dapat diterapkan di lingkungan masyarakat hari ini, apabila masjidnya memiliki kapasitas yang lebih luas daripada lapangannya maka jangan memaksa salat di lapangan.
“Istiqlal misalnya sebanyak semua orang datang shalat berjamaah, cukup. Nggak perlu repot-repot ke Senayan. Kecuali mau mengundang untuk lebih banyak orang kemudian dibuat di Monas,” katanya.
Jemaah sudah di lapangan, Rasul ﷺ pernah perintahkan kembali ke dalam masjid
Berdasarkan hadis Abu Dawud dari Abdurrahman Bin Sahar, sahabat Nabi ﷺ yang masuk islam di tahun ketujuh kenabian, mengatakan bahwa ketika shalat akan dimulai kemudian terjadi hujan yang cukup lebat.
“Lalu Nabi ﷺ memerintahkan ayo balik ke masjid supaya ternaungi, lebih tenang, dan khutbahnya bisa terlaksana, dan lain-lain. Sama, kalau sekarang kelihatan mendung atau diduga kuat misalnya akan turun hujan, siap-siap pasang tenda atau bisa di dalam masjid,” tandasnya. (kmr)
Load more