Trump Kunjungi Tiga Negara Arab di Timur Tengah, Pengamat: Tegaskan Dukungan ke Kelompok Sunni
- Intagram/Whitehouse
Jakarta, tvOnenews.com - Pada beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan perjalanan melintasi Timur Tengah. Dalam tiga hari, Trump mengunjungi tiga negara di Timur Tengah yakni Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Kunjungan Trump ini menandai perjalanan resmi pertamanya di masa jabatan keduanya setelah menghadiri pemakaman Paus Fransiskus bulan lalu.
Bahkan dikabarkan, perjalanan Trump selama tiga hari itu telah menghasilkan ratusan miliar dolar dalam bentuk investasi.
Tak hanya itu, kunjungan ini juga disoroti banyak pihak, terutama perihal pergeseran signifikan dalam pendekatan geopolitik Amerika Serikat.
Menurut Dosen Hubungan Internasional Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) Muhamad Syaroni Rofi’i menilai, kunjungan Donald Trump ke tiga itu sebagai langkah strategis yang memperkuat dukungan terhadap blok Sunni di kawasan Timur Tengah.
Ia menilai ketiga negara yang dikunjungi Trump merupakan pemain kunci (key player) di kawasan yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) itu.
“Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar ini adalah pusat kekuatan Sunni di Timur Tengah, dan saat ini gerbong Sunni memang sedang berada di atas angin,” ujarnya dalam acara diskusi bertajuk 'Amerika dan Dunia Arab Pasca Kunjungan Presiden Donald Trump' yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).
Dia lalu menambahkan, Blok Sunni selama ini merasa terancam oleh pengaruh Iran yang mewakili kekuatan Syiah. Sebab Iran dinilai kerap mengganggu stabilitas kawasan, baik secara langsung maupun melalui kelompok milisi seperti Houthi di Yaman.
"Negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi, merasa was-was terhadap potensi serangan dari kelompok seperti Houthi yang diduga mendapat dukungan dari Iran. Ini menimbulkan kebutuhan akan jaminan keamanan yang lebih kuat,” menurutnya,
Dalam konteks inilah, menurut Syaroni, kunjungan Trump dipandang sebagai bentuk penguatan hubungan strategis antara Amerika Serikat dengan negara-negara Teluk.
Kehadiran Trump di tiga negara itu tidak hanya dimaknai secara simbolik, namun sebagai penegasan bahwa AS siap menjamin keamanan mitra-mitra strategisnya di kawasan.
"Negara-negara petrodolar seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menginginkan stabilitas untuk mendorong pembangunan ekonomi. Maka dari itu, kehadiran Trump dipahami sebagai sinyal bahwa Amerika akan tetap menjadi penjaga keamanan kawasan," tandasnya.
Lebih lanjut, Syaroni menyebut bahwa kebutuhan negara-negara Teluk terhadap teknologi dan sistem pertahanan canggih semakin mendesak. Maka tentu dalam hal ini, Amerika Serikat menjadi mitra yang ideal.
“Jika keamanan diserahkan kepada Amerika, maka ada jaminan stabilitas yang diharapkan. Ini bagian dari diplomasi strategis Trump,” kata Syaroni.
Sementara Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla menilai kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke tiga negara di Timur Tengah itu adalah perubahan signifikan dari negara Paman Sam itu.
"Ini adalah kunjungan yang mengejutkan, karena kali ini tidak ada Israel dalam daftar negara yang dikunjungi. Hal ini mencerminkan dinamika politik baru," kata Ulil. (put)
Load more