Walau Sudah Rajin Ibadah, Rezeki Masih Seret hingga Digempur Hidup Miskin, Penyebabnya Menurut Habib Novel Alaydrus...
- Tangkapan layar YouTube Novel Muhammad Alaydrus
tvOnenews.com - Rezeki yang seret menjadi penyebab terbesar seseorang harus menerima nasib menjalani hidup miskin.
Kasus sederhana mengenai rezeki tak kunjung mengalir deras, biasanya mengalami kesulitan ekonomi dan tidak punya uang banyak, sehingga seseorang dilanda kemiskinan.
Terlebih, banyak orang mukmin sudah rajin ibadah, sebagaimana salah satu upaya untuk menggapai aliran rezeki.
Akibat hal ini, mereka menganggap ibadah yang dikerjakan hanya sia-sia karena tak mempengaruhi keberkahan rezeki hidupnya diturunkan oleh Allah SWT.
Dalam kasus seperti ini, Habib Novel Alaydrus menjelaskan penyebab ibadah belum bisa membuat rezeki didatangkan oleh Allah SWT.
Penyebab Ibadah Gagal Datangkan Rezeki dan Masih Hidup Miskin
- Freepik
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Islam Terkini, Senin (12/5/2025), Habib Novel Alaydrus menjawab pertanyaan jemaahnya tentang ibadah yang tak berfungsi ketika dilanda kemiskinan.
Mulanya, Habib Novel Alaydrus menerangkan rezeki sudah diatur, bahkan ukurannya telah tercantum dalam Lauhulmahfudz.
Terkait ukuran ini, kata Habib Novel Alaydrus, menjadikan rezeki setiap masing-masing individu atau seluruh makhluk hidup memiliki perbedaan.
"Ada orang yang dijadikan sehat, ada yang sakit, ada pula orang yang rajin ibadah tapi sakit, ada orang yang tidak pernah beribadah tapi sehat, ada orang yang taat iman kepada Allah SWT tambah miskin," kata Habib Novel Alaydrus.
Ketetapan ukuran rezeki ini telah diabadikan oleh Allah SWT melalui redaksi Surat Hud Ayat 6, Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)." (QS. Hud, 11:6).
Sebagai usahanya, mereka akhirnya berusaha mendapatkan ketetapan tersebut dan menggunakan caranya masing-masing, ada yang sampai kerja keras, ada juga mengandalkan amal ibadahnya.
Menurut Habib Novel Alaydrus, kasus seperti ini bisa diprediksi kalau ibadah tidak sebagai ukuran mutlak dalam mendapatkan rezeki dari segala arah.
"Ibadah bukan ukuran kaya atau miskin, bukan ukuran menjadikan seorang sehat atau sakit, tapi rezeki itu kalau orang kenal Allah, ngerti Allah semakin paham Allah, itu rezekinya luar biasa," jelasnya.
Habib Novel Alaydrus mencontohkan, ketika seseorang digempur mengalami masalah kesehatan, kemudian kaya hingga miskin dituntun rajin ibadah agar rezeki kembali dilimpahkan oleh Allah SWT.
Habib Novel Alaydrus berspekulasi anjuran tersebut memang baik, tetapi tidak dijadikan tolak ukur rezeki langsung datang menghampiri mereka.
Lantas, apa yang menjadi tolak ukur agar rezeki berlimpah? Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT akan menguatkan ibadahnya mendatangkan aliran rezeki dari Allah SWT.
"Kamu rajin ibadah itu rezeki yang luar biasa. Jadi bukan salah ibadahnya, memang lagi dikasih rezeki namanya ibadah," paparnya.
Cara mustajab yang paling sederhana berbentuk bersyukur, sebagaimana menunjukkan seseorang berpasrah diri dan tetap merasakan kenikmatan dari Allah SWT.
"Yang lain saja rela menghabiskan duit puluhan juta hanya untuk beribadah di Mekah, di Madinah, ada juga yang mengeluarkan duit banyak untuk membangun mushola agar shalatnya khusyuk," bebernya.
"Ini dia bisa shalat di mana pun, bisa hadir di majelis manapun, kenceng sholawatnya, kenceng dzikirnya, terus ngomong, kenapa rezekiku seret?," lanjut dia menerangkan.
Kekeliruan dalam menafsirkan bersyukur, kata Habib Novel Alaydrus, sering terjadi dan dilakukan oleh umat Muslim, sehingga rezeki pun seret.
"Jawabannya, kamu gak paham kalau kamu lagi berada dalam limpahan rezeki. Maka syukuri kita bisa beribadah," tutupnya.
(akg/hap)
Load more