tvOnenews.com - Secara bahasa, kata "khusu" berasal dari kata خُشَّع yang menurut Professor Doktor Mahmud Yunus di dalam kamus Arab Indonesianya diartikan tunduk, rendah dan takluk.
Imam Durori dalam buku Pendidikan Agama Islam bagi Masyarakat Awam menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam konteks shalat maka khusyu' dapat diartikan sebagai suatu kondisi shalat yang tenang, benar-benar tunduk dan merunduk serta merasa teramat kecil dan rendah di hadapan Allah SWT.
Seorang muslim haruslah sadar bahwa shalat adalah hal yang sangat penting karena sebagai perwujudan penghambaan kepada Tuhannya.
Cara yang Ditempuh dalam Menuju Shalat Khusyu'
Al Imaam al-Khaafidhz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani di dalam kitabnya Buluughul Maroom Min Adillatil Ahkaam mencantumkan beberapa hadist yang berkenaan dengan cara menyempurnakan shalat secara khusyu'.
Beberapa hal sebaiknya dilakukan dalam mencapai shalat yang khusyu' antara lain:
1. Tidak Bertolak Pinggang Sewaktu Melaksanakan Shalat
Larangan bertolak pinggang saat shalat dijelaskan dalam hadits HR al Bukhari dan Muslim.
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : «نهى رسول الله صلى الله عليه أن يصلي الرجل مختصرا» [متفق عليه] .
Baca: 'An Abil Huroerota rodhiyalloohu wata'ala 'anhu, qoola Nahaa Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam an yusholliyarrojulu mukhtashiroo, (Muttafaqun 'alaihi).
Artinya: "Dari Abu Huroeroh rodhiyalloohu wata'ala 'anhu, la berkata bahwasanya Rosulal-lah shollallahu 'alaihi wasallam melarang orang shalat dengan bertolak pinggang" (HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Menyantap Makanan
Menyantap makanan terlebih dahulu sebelum menunaikan shalat maghrib dianjurkan. Hal itu perlu dilakukan apabila makanan sudah dihidangkan, seperti dalam riwayat hadits Al Bukhari dan Muslim.
عن أنس رضي الله تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : «إذا قدم
العشاء قائده وا به قبل أن تصلوا المغرب» [متفق عليه]
Baca: 'An Anasin rodhiyalloohu wata'ala 'anhu, Anna Rosuulallooh shol lalloohu 'alaihi wa sallam qoola: Idzaa quddimal 'isyaa-a fabda uu bihi qobla an tusholliyal maghriba, (Muttafaqun 'alaih).
Artinya: "Dari shahabat Anas rodhiyallahu ta'ala 'anhu, bahwasanya Rosu lullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika sudah dihidangkan makan malam, maka makanlah, sebelum engkau mengerjakan shalat Maghrib, (HR al-Bukhari dan Muslim).
3. Tidak Mengusap Debu atau Pasir yang ada di dahi
Meskipun saat shalat merasa ada debu atau pasir atau kotoran lainnya sedang menempel di dahi, namun demi mencapai shalat yang khusyu', seseorang tidak boleh mengusapnya. Hal tersebut tercantum dalam Riwayat HR Imam Lima.
عن أبي ذر رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إذا قام أحد كم في الصلاة فلا يمسح الخصى، فإن الرحمة تواجهه» [رواه الخمسة.
Baca: 'An Abii Dzarrin rodhiyalloohu wata'ala 'anhu qoola: Qoola Rosuu lullooh shollalloohu 'alaihi wasallam: Idzaa qooma ahadukum fishsholaati falaa yamsahil hashoo, fainnarrohmata tuwaajihuhu. (Rowahul khomsah).
Artinya: "Dari Abu Dzar rodhiyallahu ta'ala 'anhu, la berkata: Rosuulullooh shollallahu 'alathi wasallam bersabda: Jika salah seorang diantara kalian mengerjakan shalat, maka janganlah mengusap debu (yang menempel pada dahi), karena rohmat selalu bersamanya", (HR. Imam Lima).
4. Tidak menoleh ke kanan dan ke kiri
Salat haruslah tertib, maka menoleh ke kanan ataupun ke kiri tidaklah diperkenankan, seperti yang tercantum dalam hadits di bawah ini:
عنها قالت : سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الإلتفات في الصلاة، فقال : « هو اختلاس يختلسة الشيطان من صلاة
العبد» [رواه البخاري و الترمدي ] .
Baca: 'An 'Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa anhaa qoolat: Sa-altu Rosuu lallooh shollalloohu 'alaihi wa sallam 'an al-iltifaati fishsholaati, faqoola: Huwa ikhtilaasun yakhtalisuhusy-syaethoonu min sholaatıl 'Abdi, (Rowaahul Bukhooriyyu).
Artinya. "Dari 'Aaisyah rodhiyallahu ta'ala anhaa, ia berkata: Saya berta nya kepada Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang al-iltifaat di dalam shalat Maka Rasul menjawab bahwa al-iltifaat adalah copetan, Syaitan mencopet seseorang yang sedang shalat". (HR. Imam Al-Bukhari).
5. Tidak meludah, baik ke depan atau ke sebelah
Seorang muslim yang sedang shalat tidak boleh meludah ke arah manapun, meskipun di sebelahnya kosong. Hal ini karena saat shalat, itu artinya seorang hamba sedang bermunajat kepada Allah SWT, seperti yang tercantum dalam hadits al Bukhari dan Muslim di bawah ini:
أنس رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إذا
كان أحدكم في الصلاة فإنه يناجي ربه فلا يبرقن بين يديه ولا عن يمينه ، ولكن
عن شماله تحت قدمه» [متفق عليه ] .
Baca 'An Anasin rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhu qoola: Qoola Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam: Idzaa kaana ahadukum fishsholaati fainnahu yunaajii robbahu falaa yabzuqonna baena yadachi walaa 'an yamiinihi, walaakin 'an syimaalihi tahta qodamihi. (Muttafaqun 'alaih).
Artinya: "Dari Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu ia berkata: Rosulullah shol lallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila seseorang diantara kalian sedang shalat, sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada tuhannya, maka janganlah meludah ke depannya atau ke sisi kanannya, tetapi boleh ke sebelah kiri di bawah telapak kakinya", (HR. al-Bukhari dan Muslim)
6. Tidak Melihat Gambar atau Tulisan
Cara lain dalam mencapai shalat yang khusyu' adalah tidak melihat gambar ataupun tulisan. Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah meminta istrinya Aisyah untuk memindahkan sebuah tirai karena gambarnya mengganggu kekhusyu'an rasul saat melakukan ibadah shalat.
عن أنس رضي الله تعالى عنه قال : كان قرام لعائشة رضي الله تعالى عنها سترت جانب بيتها فقال النبي صلى الله عليه وسلم : «أميطي عـنّا فرامك هذا فإنه لاتزال تصاویر: تعرض لي في صلاتي» [رواه البخاري ]
Baca: 'An Anasin rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhu qoola: Kaana qiroomun Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhaa satarot bihi jaaniba baetihaa faqoolan Nabiyyu shollalloohu 'alaihi wasallam: Amiithii 'annaa qiroomaki haadzaa fainnahu laa tazaalu tashoowiiruhu ta'ridhu In fi sholaatii, (Rowaahul Bukhooriyyu).
Artinya: "Dari Anas rodhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata Adalah gorden milik Aisyah menutupi bagian samping rumahnya. Maka Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya singkirkan gordenmu itu dari kita, karena gambar-gambarnya selalu menggangguku dalam shalatku," (HR al-Bukhari).
7. Sewaktu Shalat, Tidak Memandang ke Arah Atas
Rasulullah pernah bersabda:
عن جابر بن سمرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «لينتهين قوم يرفعون أبصارهم إلى السماء في الصلاة أو لا ترجع إليهم» [رواه مسلم]
Baca: 'An Jaabiribni samurotin rodhiyalloohu ta'ala 'anhu qoola Qoola Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam: layantahiyanna qaomun yarfa'uuna abshoorohum ilassamaa-i fishsholaati ao laa tarji'a ilaihim, (Rowaahu Muslim).
Artinya: "Dari Jabir bin Samuroh rodhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata: Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: Hendaklah berhenti memandang ke langit bagi orang-orang yang sedang mengerjakan shalat, atau pandangan mereka tak akan bisa kembali", (HR Muslim)
8. Tidak Menghadap Makanan dan Tidak Menahan Sesuatu Keinginan
Dalam mencapai kekhusyu'an dalam shalat, seorang muslim tidak boleh menghadap ke makanan dan juga tidak menahan diri dari rasa ingin buang gas, air kecil ataupun air besar, seperti yang tercantum dalam hadits di bawah ini:
عن عائشة رضي الله تعالى عنها قالت : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم
يقول : «لا صلاة بحضرة طعام ولا هو يدافعة الأخبتان» [رواه مسلم].
Baca: 'An 'Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhaa qoolat: Sami'tu Rosuulallooh shollalloohu 'alaihi wasallam yuquulu: Laa sholaata bihadhroti tho'aamin wa laa huwa yudaafl'uhul akhbatsaan, (Rowaahu Muslim).
Artinya Dari 'Aaisyah rodhiyallahu ta'ala 'anhad, la berkata Aku mendengar Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda Tak diperbolehkan shalat di depan hidangan makanan, dan tidak pula diperbolehkan shalat bagi orang yang menahan dua kotoran (kotorun yang lewat jalan depan dan jalan belakang)" (HR Muslim)
9. Saat Shalat Tidak Menguap
Cara lain dalam menjaga kekhusyu'an shalat adalah tidak menguap. Hal ini dijelaskan dalam hadits HR Muslim dan At-Tirmidzi yang isinya:
"Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ta'ala 'anhu bahwasanya Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda Menguap itu dari Syaitan, maka apabila salah seorang diantara kalian menguap, hendaklah ditahan sekuat kuatnya" (HR. Muslim dan at-tirmidzi).
Itulah beberapa cara mencapai kekhusyu'an saat shalat. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita menjadi hambaNya yang selalu khusyu' dalam beribadah kepadaNya.(put)
Load more