Mengingat Sabda Nabi Muhammad SAW, MUI Sebut Imunisasi Bagian Ikhtiar sesuai Ajaran Agama Islam
- iStockPhoto
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Nurul Irfan mengingat salah satu sabda dari Nabi Muhammad SAW berkaitan manfaat imunisasi dalam syariat agama Islam.
Irfan meyakini bahwa, imunisasi bagian dari bentuk ikhtiar yang sangat dianjurkan dan tertuang dalam syariat agama Islam, sebagaimana seperti dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Jadi di dalam sabda juga, Nabi (Muhammad SAW) mengatakan bahwa generasi yang kuat itu akan lebih baik daripada generasi yang lemah. Nah ini lemah ini, termasuk lemah kesehatan," kata Irfan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2025 secara daring di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Irfan mengambil dari perspektif dalam ajaran agama Islam melalui dalil Al-Quran dari redaksi Surat An-Nisa Ayat 9 terkait ketakutan pada keturunannya yang lemah.
Ia menegaskan bahwa, MUI sangat meyakini imunisasi akan menggerakkan bentuk usaha mereka agar generasi penerusnya memiliki manfaat dan semakin berkualitas.
"Supaya tetap sehat, maka kemudian MUI dalam hal ini, menurut perspektif agama, bahwa imunisasi selaras dengan ajaran agama. Karena kita dianjurkan betul untuk menciptakan generasi yang berkualitas," jelasnya.
Lebih lanjut, ia kembali mengingatkan soal fatwa khusus Nomor 4 tahun 2026 tentang Imunisasi yang dituangkan MUI mengenai betapa pentingnya imunisasi karena sifatnya adalah mubah demi mencegah penyakit.
"Lalu vaksin untuk imunitas wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci. Itu seandainya ada vaksin yang tidak masuk kategori halal dan suci, itu sebetulnya hukumnya haram. Tetapi hukum haram itu kemudian menjadi boleh, ketika dalam kondisi darurat," paparnya.
Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat itu memberikan contoh fenomena vaksin berunsur kandungan haram, hanya perkara tidak ada jenis yyang halal demi menjaga kesehatan dan terhindar dari segala penyakit.
Menurut Irfan, poin mengenai vaksin haram masih diperbolehkan jika dalam kondisi terdesak karena yang halal masih belum diproduksi.
Sementara, Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gurnadi turut memberikan penjelasan betapa pentingnya memperhatikan generasi selanjutnya semakin kuat dengan formula tiga A dan satu I.
Ia menjelaskan formula A pertama adalah asuh. Orang tuua harus memberikan nutrisi yang baik untuk anak. Selain itu, juga harus memiliki waktu istirahat yang banyak., dan pengobatan apabila sakit.
Kemudian A kedua adalah asih, yakni memberikan perhatian pada aspek emosional anak. Hartono menambahkan A yang ketiga adalah asah atau stimulasi.
Selanjutnya formula I, ia menjelaskan pentingnya imunisasi untuk melindungi generasi penerus karena saat ini marak penyakit berbahaya.
"Kalau dilihat dari data kesehatan di Kabupaten Lebak, tahun 2024 ada sekitar 9.500 kejadian diare pada anak. Ada sekitar 2.800 kasus pneumonia pada anak. Ada sekitar 6.000 kasus TBC pada semua golongan umur, dan 900 diantaranya adalah TBC anak. Semuanya itu bisa dicegah dengan imunisasi," beber Hartono.
"Selain itu dengan melakukan imunisasi pada anak, itu akan melindungi kelompok usia yang rentan. Seperti ayah, kakeknya, sehingga penularan penyakit itu bisa diperkecil," tandasnya.
(ant/hap)
Load more