Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Jangan Jadi Munafik Musiman, Akhiri Syawal dengan Iman yang Konsisten
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Orang munafik kembali merebak di akhir Syawal akan dibahas melalui naskah khutbah Jumat.
Mengapa naskah khutbah Jumat ini mengambil tema tentang munafik? Sebab, umat muslim harus tetap menjaga iman meskipun Syawal akan berakhir.
Padahal, bulan Ramadhan menyucikan diri umat Muslim, seiring berjalannya waktu, banyak dari mereka kembali munafik di akhir Syawal.
Oleh karena itu, naskah khutbah Jumat tentang peringatan tidak boleh menjadi orang munafik sangat cocok menjadi bahan materi khatib dalam sesi ceramah pelaksanaan shalat Jumat, 25 April 2025.
Ada pun judul naskah khutbah Jumat ini, yakni "Jangan Jadi Munafik Musiman, Akhiri Syawal dengan Iman yang Konsisten".
Naskah Khutbah Jumat - Jangan Jadi Munafik Musiman, Akhiri Syawal dengan Iman yang Konsisten
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah mempertemukan kita menuju pengujung bulan Syawal. Sholawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan dalam keistiqamahan iman dan amal.
Pertanyaan besar bagi kita semua di akhir Syawal ini adalah Apakah ibadah kita hanya musiman? Apakah setelah Ramadhan, kita kembali pada kemaksiatan dan meninggalkan ketakwaan?
Inilah yang membuat para ulama menyebut adanya potensi kemunafikan musiman iman yang hanya hidup sebulan, lalu mati sebelas bulan berikutnya.
Pertama-tama, khatib tak pernah bosan sedikit mengulas tentang konsistensi iman pasca Ramadhan.
Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan madrasah takwa yang mendidik jiwa untuk dekat kepada Allah.
Ketika Ramadhan berlalu, Syawal seharusnya menjadi ladang pembuktian atas hasil didikan bulan puasa.
Dalam Lathaif al-Ma'arif, hlm. 393, Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata:
"Di antara tanda diterimanya amal kebaikan adalah kebaikan yang datang setelahnya."
Maka dari itu, jika kita tetap istiqamah dalam ibadah meskipun Ramadhan sudah berakhir selama sebulan penuh, itu adalah tanda amal kita diterima.
Sebaliknya, jika kembali bermaksiat dan malas beribadah, bisa jadi kita termasuk orang-orang yang lalai.
Kaum muslimin rahimahumullah
Apa saja tanda-tanda munafik dalam Islam? Dalam salah satu hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata, dia berdusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila diberi amanah, dia berkhianat." (HR. Bukhari no. 33, Muslim no. 59).
Kemunafikan tidak sekadar menyangkut akidah, tetapi juga amal dan akhlak. Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa, saat kita rajin ibadah hanya saat Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya, kita sedang berada di jalur kemunafikan musiman.
Contohnya dari tanda munafik, antara lain shalat yang mulai ditinggalkan setelah Idul Fitri, Al-Quran yang kembali tersimpan di rak, tak lagi dibaca.
Kemudian, tanda munafik lainnya, yakni lisan yang dulu terjaga, kini kembali bergosip dan berdusta, bahaya Menjadi Munafik Musiman.
Sidang Jumat yang disayangi oleh Allah
Dalam dalil Al-Quran dari Surat An-Nahl Ayat 92 secara garis besarnya mengandung tafsir tentang orang munafik, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ اَرْبٰى مِنْ اُمَّةٍ ۗاِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللّٰهُ بِهٖۗ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ
Artinya: "Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan." (QS. An-Nahl: 92).
Dalam hal ini, tafsir ayat di atas menggambarkan betapa sia-sianya amal jika akhirnya diurai kembali dengan dosa dan kelalaian.
Orang yang menjadi munafik musiman adalah bentuk pengkhianatan terhadap nikmat Ramadan yang telah Allah berikan.
Iman sejati tidak bersifat temporer, tetapi berkelanjutan, sebagaimana dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus, meskipun sedikit." (HR. Bukhari no. 6464).
Ada beberapa cara sederhana namun terbaik bagaimana menjaga iman di akhir Syawal. Agar kita tidak termasuk golongan munafik musiman, begini daftar mencegah kemunafikan:
1. Lanjutkan amalan Ramadan dalam bentuk ringan: puasa Senin-Kamis, membaca Al-Qur’an walau satu halaman sehari.
2. Perkuat lingkungan iman: aktif dalam komunitas masjid, halaqah, dan kajian.
3. Rutin muhasabah diri: evaluasi spiritual tiap malam, minimal sebelum tidur.
Hadirin yang dirahmati Allah
Demikianlah khatib sedikit menerangkan khutbah pertama ini. Marilah kita akhiri bulan Syawal dengan taubat, istighfar, dan perbaikan niat.
Jangan hanya menjadi hamba Ramadhan, tetapi menjadilah hamba Allah sepanjang tahun. Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat munafik dan menjadikan kita hamba yang istiqamah hingga akhir hayat.
"Ya Allah, tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu, dan jauhkan kami dari kemunafikan yang tersembunyi."
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kementerian Agama RI, NU Online, Al-Qur’an, Ibnu Rajab, Lathaif al-Ma’arif, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, hlm. 393, kitab Syarh Riyadhus Shalihin.
Load more