Seniman Legendaris Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia, Raminten Rela Rugi Demi Menghidupi Pekerja Seni di Yogyakarta
- Kolase tvOnenews.com/ Instagrem @hamzah_sulaiman
tvOnenews.com - Seniman bernama Raminten atau Hamzah Sulaiman dikabarkan meninggal dunia pada Rabu malam (23/4/2025) di RSUP Sardjito, Yogyakarta.
Kabar duka Hamzah Sulaiman dikonfirmasi langsung oleh akun Instagram House of Raminten yakni @houseoframinten.
Diketahui Hamzah Sulaiman telah lama mengidap penyakit diabetes, sejak itu dirinya mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mendapatkan perawatan intensif di RSUP Sardjito.
Pria dengan nama lengkap Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanoyo Hamiji Nindyo ini dikenal sebagai pelestari budaya jawa juga pengusaha.
- Istimewa
Hamzah mendirikan restoran khas masakan Jawa, House of Raminten juga bisnis produk fashion yaitu Hamzah Batik.
Selain itu, ia dikenal sebagai tokoh seniman legendaris dari kota Yogyakarta yang murah hati kepada karyawan dan anak asuhannya.
Sebagai seniman sejati, ia membangun sebuah cabaret show di Yogyakarta. Namun, perjuangan membangun seni tersebut membutuhkan usaha yang luar biasa.
Hal ini lantaran cabaret show belum begitu dikenal, khususnya di kota budaya itu. Sehingga, ia mendapat kerugian yang cukup besar.
Perjuangan Hamzah Sulaiman Membangun Cabaret Show di Yogyakarta
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube Azizah Hanum, awalnya Hamzah mengalami kerugian untuk menutupi gaji karyawannya.
Bahkan ia tidak mengambil keuntungan sedikitpun dari pertunjukan seni tersebut.
Pria yang dikenal dengan nama karakter seni Raminten ini mengaku bahwa dirinya mengalami kerugian hingga Rp20 juta perbulan.
“Saya itu bahkan setiap bulan nombok. Saya nomboknya bisa sampai 20 juta,” ungkap Hamzah Sulaiman pada tayangan YouTube Azizah Hanum.
“‘Dulu 20 juta itu hanya saya berikan kepada 3 orang saja yang saya pikir bertanggung jawab (di Kabaret),” sambungnya.
- Instagram @houseoframinten
Akan tetapi, setelah berjalannya waktu ia merasa pembagian penghasilan ini kurang adil. Penari dalam pertunjukan tersebut justru tidak mendapat bagian yang adil.
Sehingga, Hamzah membagi penghasilan dari penjualan tiket untuk dibagikan rata kepada penari dan tim cabaret.
“Lama-lama kok saya pikir kurang fair (adil), yang nari kok tidak menerima dari saya,” ujarnya.
“Kemudian, Hamzah membagi rata penghasilan penari dan tim cabaret,” lanjutnya.
Meski merugi, namun ia memiliki alasan untuk tetap menjalankan cabaret tersebut. Raminten mengaku senang ketika mengadakan pertunjukan tersebut.
Selain itu, dirinya menjelaskan terkadang sebuah hobi memang tidak menghasilkan uang tetapi justru mengeluarkan uang.
“Pertama karena memang senang. Kedua, Jogja ini harus ada hiburan malam,” jelas pemilik restoran House of Raminten itu.
“Kalau kita itu hobinya disitu, hobi itu kadang-kadang tidak bisa dijelaskan. Hobi saya menari, tapi menari itu malah nggak dapat duit. Karena saya harus kursus, harus bayar,” katanya.
“Kepuasan saya dari berkesenian itu memang buat saya harus bayar,” pungkasnya. (kmr)
Load more