Bukan Soal Gaji di Red Sparks, Hambatan ini Jadi Pertimbangan Megawati Hangestri Tinggalkan Korea Selatan
- Kolase tvOnenews.com/ KOVO
tvOnenews.com - Pevoli asal Jember, Megawati Hangestri kini telah memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan meninggalkan Korea Selatan.
Seperti yang diketahui, karir Megawati Hangestri di Korea Selatan bersama tim Red Sparks sangat gemilang.
Performanya sebagai pemain Opposite Hitter di Red Sparks bukan sesuatu hal yang diragukan lagi, terlihat dari catatan prestasi yang ia kumpulkan selama dua musim ini.
Sempat viral dimana Megawati Hangestri pulang dan diantarkan oleh pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin hingga ke bandara dengan menggunakan bus Red Sparks.
Bahkan Ko Hee-jin tidak dapat menahan air matanya ketika melepas Megawati Hangestri.
- KOVO
Alasan Megawati pulang ke Indonesia agar dirinya ingin lebih dekat dengan sang ibu di Jember, Jawa Timur.
Namun, dirinya mengaku tidak menutup kemungkinan untuk bergabung klub lain di luar negeri.
“Aku juga punya kehidupan lain, tidak stagnan di situ. Mungkin coba negara lain,” ungkap Megawati Hangestri, pada Rabu (16/4/2025).
Selain itu, ternyata ada pertimbangan lain yang menjadi hambatan ketika dirinya berkarir di Korea Selatan.
Hambatan Megawati Hangestri di Korea Selatan Sebagai Muslim
Publik Korea Selatan selalu menanyakan soal hijab pada dirinya, sebab hijab menjadi sesuatu yang tidak biasa bagi masyarakat setempat.
Bahkan, Megawati dapat disebut sebagai pevoli pertama di V-League yang mengenakan hijab.
Akan tetapi, pevoli muslim ini mengaku hijab bukanlah penghambatnya berkarir sebagai pemain voli.
Dilansir tvOnenews.com dari media Korea yaitu Seoul.co, pevoli yang dijuluki Megatron ini menjelaskan bahwa ia nyaman mengenakan hijab ketika bermain voli.
“Saya pertama kali mengenakan hijab saat berusia 18 tahun, dan jujur saja, saat itu panas, pengap, dan tidak nyaman,” ungkap Megawati Hangestri pada media Seoul.co.
“Saya sudah mengenakan sejak lama, jadi terasa familiar dan alami sekarang. Tentu saja, ada hijab yang dibuat sebagai perlengkapan olahraga,” sambungnya.
Bukan hijab yang menjadi penghalangnya, melainkan cuaca yang terlalu dingin untuknya membuatnya kesulitan berkarir di Korea.
“Sejujurnya, di Korea terlalu dingin, saya ingin cuaca segera menghangat sehingga saya dapat menikmati pertandingan bola voli di musim semi (babak play off),” katanya.
Selain itu, dirinya juga mengaku kalau di Korea cukup sulit untuk mencari makanan halal. Terlebih lagi Mega merupakan satu-satunya atlet voli yang beragama Islam di Korea Selatan.
Untungnya, manajemen klub Red Sparks telah menyediakan makanan yang halal khusus untuk Megawati Hangestri sejak musim lalu.
Meski begitu, masih terasa ada keraguan pada Mega mengenai pengolahan makanan tersebut, seperti alat pembuatannya bisa saja bercampur dengan kudapan non-halal.
“Kalau di tempat ini disediakan yang halal, tapi aku kan juga nggak ngerti kayak kita campur juga kan (masaknya dengan yang non-halal) alat penggorengannya,” tutur Megawati.
Maka, pevoli berhijab ini memiliki satu cara khusus untuk menyiasati agar dirinya bisa mengonsumsi makanan halal yang sulit ditemukan di Korea.
Ia selalu berdoa terlebih dahulu kepada Allah SWT bila tidak sengaja makan makanan non-halal.
“Ya aku berdoa sama Allah, ‘maaf kalau misalnya aku makan yang nggak sengaja aku makan’,” ujar Megatron pada tayangan YouTube Korea Reomit.
Tak hanya di Korea Selatan, Megawati Hangestri ternyata juga kerap melakukan hal serupa ketika dirinya hendak makan kalau lagi ke luar negeri.
“Aku pasti kalau sudah ke luar negeri berdoa dulu, makanan halal tuh kita nggak tahu bikinnya kayak gimana,” pungkasnya. (kmr)
Load more