News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Jakarta Tak Cukup Hanya Kota Global, Tapi Juga Resilien

Jakarta perlu lebih serius mengupayakan berbagai strategi dan inisiatif untuk mewujudkan kota global yang tak hanya jadi pusat bisnis dan ekonomi, tapi juga tangguh menghadapi berbagai risiko bencana (resiliensi).
Kamis, 17 April 2025 - 23:19 WIB
Diskusi bertajuk “Membangun Kota Global Tangguh Bencana” di Gedung IASTH, Universitas Indonesia, Salemba, Kamis (17/04).
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta, tvOnenews.com- Jakarta perlu lebih serius mengupayakan berbagai strategi dan inisiatif untuk mewujudkan kota global yang tak hanya jadi pusat bisnis dan ekonomi, tapi juga tangguh menghadapi berbagai risiko bencana (resiliensi). Seluruh perencanaan dan pembangunan kota harus mulai disiapkan untuk bisa mewujudkan resilience city. “Budaya preparedness-nya harus diperkuat,” ujar Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB saat menjadi pembicara  bertajuk “Membangun Kota Global Tangguh Bencana” di Gedung IASTH, Universitas Indonesia, Salemba, Kamis (17/04).

Untuk itu, Jakarta perlu membuat rencana detail tentang berbagai kemungkinan bencana yang akan dihadapinya, termasuk apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. “Beri penyadaran bahwa persoalan resiliensi itu urusan semua pihak, lintas departemen, lintas lembaga, lintas pemangku kepentingan,” ujar Raditya.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Menurut Raditya kesadaran bersama soal perlunya menggagas sebuah kota yang resilien  sebenarnya telah muncul setelah peristiwa dahsyat gempa bumi disertai tsunami yang menghantam Aceh dan daerah lain di Asia Tenggara. “Ingat, perlu uang hingga Rp 113 triliun dan  4 tahun hanya untuk rekonstruksi setelah bencana,” ujar Raditya. Terlebih Jakarta dan banyak kota di Indonesia lainnya memiliki wilayah pesisir. 

Dr Chotib, Kaprodi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG Universitas Indonesia saat membuka diskusi menyatakan meski Jakarta sudah mencanangkan sebagai kota global, tidak serta merta langsung setara dengan kota global lain di dunia. Masih banyak yang harus dibenahi untuk bertransformasi sebagai kota global salah satunya adalah memunculkan ketahanan kota menghadapi kebencanaan (resiliensi). “Kita harus penuh doa tinggal di Indonesia,” ujar Dr Chotib.

Apalagi menurut perangkingan Indeks Kota Global berdasarkan Kearney, dari lima indikator, seperti aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, pengalaman kebudayaan dan keterlibatan politik ternyata seluruhnya mengalami penurunan sejak 2015 hingga 2023.  “Penurunan terbesar justru terjadi pada dimensi sumber daya manusia, yakni dari urutan ke-61 ke posisi 84,” ujar Chotib.

(Keterangan: Dr Chotib, Kaprodi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG Universitas Indonesia saat membuka diskusi. Sumber: Istimewa)

Sementara Basuki Rahmat, Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Pemberdayaan BPBD Provinsi DKI Jakarta mengakui Jakarta memang swalayan bencana sejak dari sejarahnya. Banjir, kebakaran, gempa selalu menyertai sejarah pertumbuhan Jakarta. Sepanjang 2024, menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terjadi 1.810 kejadian bencana yang didominasi kebakaran dan banjir. “Kita dikepung bencana dari pesisir hingga pegunungan,” ujar Basuki.

Lebih menyulitkan karena saat ini Jakarta masih mencari bentuk idealnya setelah perubahan status dan mencanangkan diri sebagai kota global. “Urbanisasi akan semakin tinggi,” ujar Basuki. Dengan lahan terbatas dan kepadatan yang tinggi, pada akhirnya bencana bukan lagi karena faktor alam tapi juga lebih banyak dipicu aktivitas manusia.

Misalnya warga yang tinggal di daerah rawan banjir tak mau pindah ke daerah lain karena merasa terlanjur nyaman dengan akses wilayahnya. “Lebih baik banjir setahun sekali dari pada macet setiap hari. Begitu kata warga yang saya pernah Tanya di lokasi banjir,” ujar Basuki.  

Menurut Basuki banyak mitigasi bencana yang mendesak untuk dilakukan di Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) misalnya pernah memperingatkan ancaman gempa besar Megathrust Selat Sunda yang mengancam Jakarta. “Belum sesar Cimandiri dan sesar Citarik yang tiba tiba aktif kembali,” ujar Basuki.  

Sementara urbanis dari Universitas Indonesia Dr Husnul Fitri menyebut potensi bahaya dan bencana adalah sebuah keniscayaan akibat kota kota di dunia yang saling terhubung. Semakin global sebuah kota, semakin rentan pada berbagai bencana.  Terlebih ketika paradigma pertumbuhan ekonomi dijadikan landasan bagi perkembangan kota global. “Kerentanan karena kita memang saling terhubung dalam banyak,” ujar Husnul.

Namun, belajar dari banyak penanganan bencana di sejumlah kota, selalu ada potensi untuk menghadirkan daya resiliensi kota. Jakarta lambat laun belajar untuk menyerap, beradaptasi, mengantisipasi bahkan memulihkan diri dari dampak dan guncangan bencana. “Kota ternyata punya kemampuan mitigasi bencana dengan baik,” ujar Husnul.

Menurut Husnul selanjutnya yang perlu diantisipasi adalah dampak bencana pada kelompok yang memiliki kerentanan untuk pulih lebih sulit, misalnya kaum disabilitas, perempuan dan lansia. “Bagi kelompok terpinggirkan menghadapi bencana selalu lebih berat dari orang kebanyakan,” ujar Husnul.

Penaggap lainnya, Dr Irene Sondang menyetujui adanya kerentanan yang sama pada semua kota global dalam hadapi bencana.  Irene membandingkan bencana kebakaran yang dialami warga Los Angeles, Amerika Serikat sama merepotkan penanganannya misalnya dengan gempa di Myanmar. “Kota memang kompleks, masyarakatnya berlapis lapis berbeda dengan rural,” ujar Irene yang banyak meneliti manajemen bencana di sejumlah negara.

Menurut Irene di banyak negara, aksi kolektif, terorganisir dan sistematis memang cukup efektif saat menghadapi bencana. Namun, menumbuhkan kesadaran dan tindakan individu tak kalah pentingnya. Misalnya kesadaran warga untuk tak membuang sampah sembarangan atau tak mau gunakan lagi kemasan plastik bisa efektif untuk mengatasi banjir. “Jangan sepelekan aksi individu,” kata Irene.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Kesadaran warga, ujar Irene, biasanya muncul setelah menyadari dan bisa menerima kenyataan kenyataan risiko bencana yang dihadapinya sebagai warga kota. Setelah bisa berdamai dengan bentang alam dan risiko bencana yang menyertainya, barulah muncul tindakan untuk menyatukan banyak pengetahuan untuk menghadapi bencana. “Harus ada penormalan risiko bencana,” pungkas Irene.(Bwo)

 

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Kisah Carlos Raul Sciucatti, pesepak bola asal Argentina yang lama berkarier di Indonesia, memutuskan menjadi mualaf hingga mendalami Islam di pesantren Kalimantan.
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jika kamu mengalami cedera saat bermain padel, pastikan untuk langsung melakukan empat langkah di bawah ini.
Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Timnas voli putri Indonesia memastikan posisi ketiga setelah menumbangkan Filipina dengan skor 3-1 pada laga perebutan medali perunggu yang berlangsung di Hua Mak Indoor Stadium, Bangkok, Senin (15/12/2025).
2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

Sebagai pemula dalam olahraga padel, dua tips ini harus dipahami lebih dulu untuk meminimalisir risiko cedera saat bermain padel.

Trending

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Gelombang medali emas yang diraih kontingen Indonesia pada hari kelima SEA Games 2025 di Thailand, Minggu (15/12), mendapat perhatian khusus dari Menpora, Erick Thohir. 
Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya resmi menggugat cerai Ridwan Kamil. Pengadilan Agama Bandung pastikan sidang perdana digelar Rabu pekan ini.
Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan keuangan zodiak 16 Desember 2025 lengkap untuk Aries hingga Pisces, berisi nasihat finansial dan angka hoki untuk membantu kelola rezeki. Cek ramalanmu!
Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Polda Metro Jaya baru saja menggelar perkara kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, pada Senin (15/12). Bahkan, dalam gelar kasus itu, Kubu Roy Suryo angkat bicara
Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Berikut ramalan kondisi finansial zodiak pada 16 Desember 2025 untuk enam zodiak terakhir, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT