Teks Khutbah Jumat Singkat 18 April 2025: Pertengahan Syawal, Waktu Terbaik Muhasabah dan Meluruskan Niat
- Istimewa
tvOnenews.com - Muhasabah diri dan niat dalam hati di pertengahan Syawal menjadi topik menarik dalam materi teks khutbah Jumat singkat.
Melalui teks khutbah Jumat singkat ini, materi tentang muhasabah diri dan niat menjaga iman di pertengahan bulan Syawal menjadi pengingat bagi umat Muslim pasca Ramadhan selesai.
Ada pun tema teks khutbah Jumat singkat tentang muhasabah diri dan niat di pertengahan Syawal untuk bahan materi khatib dalam pelaksanaan shalat Jumat, 18 April 2025.
Oleh karena itu, tvOnenews.com akan membagikan bahan materi teks khutbah Jumat singkat pada 18 April 2025, dengan tema bertajuk "Pertengahan Syawal, Waktu Terbaik Muhasabah dan Meluruskan Niat".
Teks Khutbah Jumat Singkat Tema Pertengahan Syawal, Waktu Terbaik Muhasabah dan Meluruskan Niat
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Hadirin shalat Jumat yang dikaruniai Allah
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta'ala yang masih memberikan kita nikmat umur, kesehatan, dan keimanan hingga kita berada di pertengahan bulan Syawal. Bulan ini adalah fase penting setelah Ramadhan berlalu.
Tak lupa kita haturkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sosok yang menjadi teladan utama bagi kita semua di sini dalam menjaga konsistensi ibadah sepanjang tahun.
Kaum muslimin rahimahumullah
Pertama-tama, khatib akan menerangkan mengapa muhasabah diri dan meluruskan niat sebagai aspek terpenting agar dijaga di pertengahan Syawal.
Hal ini mengingatkan dalam dalil Al-Quran dari redaksi Surat Ali Imran Ayat 102 terkait istiqomah menjaga ketakwaan, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali Imran, 3:102).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa takwa bukanlah proyek satu bulan saja (Ramadhan), melainkan bekal hidup sepanjang waktu.
Kemudian, khatib akan menerangkan seputar Syawal, dari waktu lanjutan ibadah bukan berhenti di tengah-tengah.
Setelah gegap gempita Idul Fitri berlalu, banyak umat Islam perlahan kembali tenggelam dalam rutinitas dunia.
Ibadah sunnah yang semarak di bulan Ramadhan seringkali mulai ditinggalkan di bulan Syawal.
Padahal, para ulama menegaskan bahwa Syawal bukanlah "akhir dari ibadah" melainkan awal ujian keistiqamahan.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata: "Balasan dari kebaikan adalah kebaikan berikutnya. Maka siapa yang benar-benar puasanya diterima, ia akan melanjutkan amal baik setelah Ramadhan." (Lathaif al-Ma'arif, hal. 391)
Setelah itu, akan memasuki pembahasan betapa pentingnya muhasabah sebagai bentuk introspeksi diri di tengah Syawal.
Muhasabah berasal dari kata hasaba yuhasibu, yang berarti menghitung atau mengevaluasi.
Dalam konteks spiritual, muhasabah berarti introspeksi diri terhadap kualitas iman dan amal. Di pertengahan Syawal ini, sudah sepatutnya kita bertanya:
Apakah Ramadhan meninggalkan bekas dalam perilaku kita? Apakah kita melanjutkan kebiasaan baik seperti tilawah, shalat malam, dan sedekah? Ataukah kita mulai kembali pada kebiasaan lama yang lalai?
Khatib mengingat perkataan dari Umar bin Khattab radhiyallahu, beliau berkata:
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang."
Muhasabah bukan untuk menakuti, melainkan agar kita tetap sadar bahwa iman naik turun, dan hanya dengan evaluasi kita bisa kembali lurus di jalan Allah.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Betapa pentingnya di pertengahan Syawal untuk meluruskan niat dan menjaga konsistensi amal. Niat adalah fondasi dari seluruh amal, Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya..." (HR. Bukhari & Muslim)
Pertengahan Syawal memberi ruang untuk mengecek kembali, "apakah kita beribadah karena Allah atau karena kebiasaan sosial? Apakah kita ingin tampil baik di mata manusia atau karena cinta kepada Sang Pencipta?"
Konsistensi dalam amal kecil lebih dicintai Allah daripada amal besar yang hanya sesekali. Nabi SAW bersabda:
"Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling kontinu meskipun sedikit." (HR. Bukhari no. 6465, Muslim no. 783)
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mengerjakan amalan utama di Bulan Syawal. Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Syawal adalah puasa enam hari, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim no. 1164)
Amalan ini adalah bentuk istiqamah sederhana yang bisa dilakukan. Selain itu, memperbanyak sedekah, silaturahmi, dan menjaga ibadah sunnah lainnya sangat dianjurkan.
Sebelum pembahasan berakhir, penting bagi kita mengingat catatan ini bahwa, Syawal juga momen melanjutkan proses taubat, memperbaiki hubungan sosial, serta meningkatkan kualitas ibadah personal maupun sosial.
Sidang Jumat yang berbahagia dan dirahmati Allah
Demikianlah khatib menyampaikan sesi khutbah pertama pada kesempatan ini. Mari kita menjadikan pertengahan Syawal ini sebagai waktu terbaik untuk muhasabah, meluruskan niat, dan merawat semangat ibadah yang telah tumbuh di Ramadhan.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan kita kekuatan untuk istiqamah hingga akhir hayat.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kementerian Agama RI, NU Online, kitab Lathaif al-Ma’arif oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali, kitab Ihya Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali.
Load more